DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Selasa (20/7), tambahan kasus nasional mengalami kenaikan dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 34.257. Jumlahnya ada di atas 38 ribu kasus.
Jumlah korban jiwa pada hari ini masih naik tinggi. Kembali tercatat kematian di atas 1.200 orang.
Sementara itu, tambahan pasien sembuh meningkat signifikan. Jumlahnya mencapai 29 ribuan orang.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penambahan 38.325 orang. Kumulatifnya menjadi 2.950.058 orang.
Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 29.791 orang. Total pasien sembuh menjadi 2.323.666 orang (78,8 persen).
Korban jiwa tercatat 1.280 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 76.200 orang (2,6 persen) selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.
Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 550.192 orang (18,7 persen). Suspek mencapai 267.333 orang.
Siapkan Isolasi Terpusat
Sebelumnya, dalam arahan Presiden Joko Widodo kepada kepala daerah se-Indonesia yang dilakukan melalui konferensi video, Senin (19/7), kepala daerah diminta menyiapkan tempat-tempat isolasi terpusat untuk pasien COVID-19 bergejala ringan maupun tanpa gejala. Sebab, itu merupakan salah satu hal penting yang perlu dilakukan di daerah, terutama di wilayah padat penduduk.
Tanpa adanya tempat isolasi terpusat, kecepatan penularan COVID-19 di wilayah padat penduduk tersebut diyakini bisa terjadi semakin cepat dan masif. “Penyiapan rumah isolasi terutama untuk yang bergejala ringan. Kalau bisa, ini sampai di tingkat kelurahan atau desa, ini akan lebih baik. Kalau tidak, paling tidak, ada isolasi terpusat di tingkat kecamatan terutama ini untuk kawasan-kawasan yang padat, utamanya di kota-kota, ini harus ada. Karena cek lapangan yang saya lakukan untuk kawasan-kawasan padat, (rumah berukuran) 3×3 (meter) dihuni oleh empat orang. Saya kira ini kecepatan penularan akan sangat masif, kalau itu tidak disiapkan isolasi terpusat di kelurahan itu atau paling tidak di kecamatan,” ujarnya, dalam video yang dipantau di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Selain itu, Presiden juga meminta kepala daerah untuk merencanakan dan menyiapkan rumah sakit daerah, termasuk rumah sakit cadangan dan rumah sakit darurat. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi apabila terjadi lonjakan sehingga kapasitas rumah sakit penuh.
“Paling tidak kita memiliki, di dalam perencanaan itu, bagaimana kalau rumah sakit itu penuh. Jangan sudah penuh baru menyiapkan. Akan terlambat,” imbuhnya.
Presiden juga meminta agar para kepala daerah rajin turun ke lapangan untuk mengontrol langsung kondisi di lapangan, terutama menyangkut ketersediaan obat hingga kecukupan pasokan oksigen. Selain itu, para kepala daerah juga diminta untuk terus memantau kapasitas rumah sakit atau bed occupancy rate di setiap rumah sakit sehingga bisa dioptimalkan untuk penanganan pasien COVID-19. (Diah Dewi/balipost)