Orang-orang yang memakai masker berjalan di kawasan CBD Melbourne di Victoria, Australia, pada 19 Oktober 2020. (BP/Antara)

SYDNEY, BALIPOST.com – Negara bagian Victoria, Australia melaporkan sedikit peningkatan dalam kasus COVID-19, Kamis (22/7). Seluruh merupakan kasus secara lokal setelah hampir satu minggu penguncian ketat untuk menahan wabah jenis virus Delta yang lebih menular.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, sebanyak 26 kasus lokal baru dilaporkan, naik dari 22 kasus hari sebelumnya. Menjadikan total kasus dalam wabah terbaru menjadi hampir 130.

Semua infeksi baru terkait dengan wabah saat ini dan 24 kasus COVID-19 berada di karantina sepanjang seluruh periode infeksi mereka.

Baca juga:  Sepekan Jelang Natal, Arus Kendaraan Masuk Bali Mulai Padat

Lebih dari setengah dari 25 juta penduduk Australia, termasuk kota terbesar di negara itu Sydney dan negara bagian Victoria dan Australia Selatan, dikunci, dengan penduduk dibatasi di rumah mereka kecuali untuk alasan mendesak.

Sydney, kota yang terkena dampak terburuk, berada dalam penguncian lima minggu hingga 30 Juli.

Hampir setengah dari semua kasus baru di Sydney yang tercatat sehari sebelumnya dengan varian Delta menyebar di masyarakat, terutama di pinggiran barat daya kota.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Nasional Masih Bertambah Seratusan Orang

Kasus baru COVID-19 di Sydney memicu kekhawatiran akan peningkatan infeksi yang signifikan.

Australia Selatan, sementara itu, bersiap untuk menghadapi lebih banyak kasus baru COVID-19 ketika para pejabat melacak dua rantai penularan. Yaitu di sebuah kilang anggur dan sebuah restoran Yunani di ibu kota negara bagian Adelaide.

Lima dari enam kasus yang dilaporkan pada Rabu malam terkait dengan kilang anggur.

Dengan sebagian besar bisnis ditutup di dua kota terbesar di negara itu, ekonomi Australia menerima pukulan besar. Menteri Keuangan Josh Frydenberg pada Kamis mengatakan penguncian dapat merugikan ekonomi nasional sekitar A$300 juta atau Rp 3,1 triliun per hari.

Baca juga:  Kampung Batik Giriloyo, Pesona Batik dan Pecel "Mbang Turi"

“Ini akan berdampak pada ekonomi. Kita akan melihat itu di data pekerjaan di masa depan serta angka pertumbuhan PDB,” kata Frydenberg. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *