Garuda menambah penerbangannya ke Banyuwangi. (BP/ist)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Arus wisatawan ke Banyuwangi, Jawa Timur dipastikan bakal terus melonjak. Ini setelah semakin terbuka luasnya akses penerbangan menuju daerah yang dikenal dengan sebutan “Sunrise of Java” itu.

Garuda Indonesia misalnya. Maskapai pelat merah itu bakal resmi membuka rute penerbangan langsung (direct flight) Jakarta-Banyuwangi mulai 8 September 2017. Garuda Indonesia dijadwalkan melayani penerbangan langsung dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 14.10 WIB dan mendarat di Bandara Blimbingsari pada pukul 15.55 WIB.

Dari Banyuwangi pesawat akan kembali terbang pukul 17.10 WIB dan tiba di Jakarta pada 18.50 WIB. Rute ini akan dilayani Garuda Indonesia pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu.

Bupati Banyuwangi Azwar Anas sangat senang dengan semakin meningkatnya akses menuju Banyuwangi. Dengan pembukaan penerbangan ini, menurut Bupati, pertumbuhan di berbagai sektor di Banyuwangi akan semakin meningkat. Termasuk pariwisata yang menjadi salah satu andalan Banyuwangi.

Para wisatawan akan semakin mudah dan memiliki banyak pilihan menuju daerah yang dikenal dengan Blue Fire di Kawah Ijen ini. Karena sekarang, akan ada enam kali penerbangan per hari menuju Banyuwangi.

Baca juga:  Festival Gondang Naposo 2017, Janjikan Atraksi Memikat di Destinasi Danau Toba

“Saya sendiri tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa perkembangan penerbangan di Banyuwangi akan sepesat ini,” ujar Azwar Anas.

Namun jika ditanya salah satu penunjangnya, Azwar Anas dengan percaya diri menyebut bahwa pariwisata salah satunya. Minat wisatawan yang semakin tinggi ke Banyuwangi membuat banyak perusahaan penerbangan yang merasa perlu menerbangi langit Banyuwangi.

“Dengan arus wisatawan maka kemudian dunia usaha, kalangan pendidikan dan masyarakat semakin luas ke Banyuwangi. Tentu ini berdampak positif ke ekonomi. Pariwisata bisa men-drive sektor lain untuk meningkatkan pendapatan per kapita warga dan penurunan angka kemiskinan,” ujar Azwar Anas.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, dengan tambahan rute tersebut maka kini Banyuwangi didarati enam penerbangan setiap hari. Rute Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya ada tiga kali penerbangan per hari yang dilayani Nam Air dan Garuda Indonesia. Lainnya adalah rute Surabaya-Banyuwangi sebanyak tiga kali sehari oleh Wings Air dan Garuda Indonesia.

Baca juga:  Peta Risiko COVID-19 di Bali Membaik, Ada Satu Zona Merah Geser ke Orange

“Jakarta merupakan jantung ekonomi Indonesia. Termasuk wisatawan domestik terbesar dan mancanegara. Jadi tambahan rute dari Garuda Indonesia ini juga menjadi peluang tidak hanya Banyuwangi, tapi juga daerah sekitar,” ujar Bupati.

“Rute ini akan memudahkan mobilitas daerah sekitar Banyuwangi seperti Jember, Bondowoso, Situbondo dan Bali Barat,” tambah Azwar Anas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menjadi orang yang paling bersemangat setelah Bupati Azwar Anas atas penerbangan ini. Bahkan Menpar rencananya akan ikut langsung mengikuti seremoni penerbangan Jakarta-Banyuwangi oleh Garuda dengan nomor penerbangan GA 264 pada 8 September esok.

“Unsur 3A di Banyuwangi, atraksi, amenitas dan aksesibilitas di Banyuwangi semakin kuat. Ini akan menjadikan Banyuwangi senagai destinasi wisata kelas dunia. Apalagi Bupatinya sangat commited dengan pariwisata. Maka kami akan terus mendorong Banyuwangi menjadi tujuan utama wisata dunia,” kata Menpar.

Ke depannya Menpar mendorong agar Banyuwangi memliki bandara internasional untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Baca juga:  Nasional Catat Dua Ratusan Kasus COVID-19 Baru

“Banyuwangi letaknya strategis karena dekat dengan Bali. Banyuwangi itu indah dan jika ingin menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi harus punya bandara internasional,” jelas Menpar Arief.

Jika bandara internasional bisa dibangun, maka jumlah wisman yang datang ditargetkan bisa mencapai 100 riu orang di tahun 2019.

“Jika dihitung-hitung, devisa bisa mencapai Rp 1,5 triliun dengan estimasi satu wisman menghabiskan Rp 10 juta hingga Rp 12 juta per kunjungan. Ini angka yang cukup besar. Belum lagi dari wisatawan nusantara. Anggap satu wisnus menghabiskan Rp 1 juta sudah ada tambahan rp 1 triliun,” kata Menpar.

Ia mengatakan, jika ada pergerakan orang, maka akan ada pergerakan uang. Apalagi pariwisata adalah industri yang paling mudah dan paling murah untuk meningkatkan pendapatan per kapita, menaikkan devisa, dan menciptakan lapangan kerja.

“Apalagi saat ini Banyuwangi sudah dinobatkan sebagai kota festival pariwisata tewrbaik di Indonesia,” kata Menpar. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *