Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu (4/7/2021). (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Juli ini, nasional mencatatkan jumlah kematian pasien COVID-19 terbanyak. Rata-rata kematian hariannya di bulan ini mencapai kisaran 1.000 orang.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers virtualnya, Kamis (29/7), kematian di Indonesia dalam 2 minggu terakhir mengalami peningkatan lebih dari 1.000 orang per harinya. Bahkan pada 27 Juli, jumlah kematian mencapai 2.069 orang dalam sehari.

“Jumlah kematian di bulan Juli ini menjadi bulan dengan kematian yang paling banyak selama pandemi di Indonesia. Hingga kemarin (28 Juli, red), total sebanyak 30.168 kematian tercatat di bulan ini,” jelasnya dipantau dari Denpasar.

Ia mengatakan angka ini sangat tinggi, mengingat sebelumnya kematian tertinggi tercatat pada Juni lalu dengan jumlah 7.913 orang. Ia mengungkapkan jika dilihat dari 10 provinsi penyumbang kematian terbanyak minggu ini, 5 dari luar Jawa-Bali.

Baca juga:  Karena Alasan Ini, Pasangan Usia Subur Diminta Tunda Dulu Kehamilan

Meski Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta masih menjadi penyumbang tertinggi kenaikan angka kematian akibat COVID-19, namun ia menyebutkan bahwa Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan perlu diwaspadai. Karena kelimanya masuk dalam sepuluh provinsi yang mengalami kenaikan angka kematian mingguan pada pekan ini.

Kalimantan Timur mengalami kenaikan 189 kematian dari pekan sebelumnya, Riau naik 58 kematian, Sulawesi Selatan naik 48 kematian, Kalimantan Tengah naik 44 kematian dan Sumatera Selatan yang mencatatkan kenaikan 43 kematian dibandingkan pekan lalu.

Baca juga:  Terkait Korupsi Rumah Jabatan DPR, Tujuh Orang Dicegah Ke Luar Negeri

“Hal ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerahnya karena sebagian besar kabupaten/kota di provinsi tidak menjalankan PPKM Level 4,” tegas Wiku.

Wiku lebih jauh menjelaskan bahwa sejak kenaikan kasus pada Juni lalu, pemerintah terus meningkatkan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan demi mencegah kematian. Antara lain, penambahan fasilitas isolasi terpusat dan rumah sakit lapangan hingga total 868 tempat tidur di Banten, 17.594 tempat tidur di DKI Jakarta, 4.310 tempat tidur di Jawa Barat, 6.089 tempat tidur di Jawa Tengah, 2.031 tempat tidur di DIY, 7.339 tempat tidur di Jawa Timur, dan 1.001 tempat tidur di Bali.

Baca juga:  Partisipasi Pemilih Pilkada Karangasem Capai 71 Persen

“Pemberian bantuan rumah sakit berupa tenda serbaguna, toilet portable, dan bed, dan selimut. Penambahan pasokan oksigen berupa lebih dari 1.000 ton oksigen dari hibah dalam dan luar negeri,” jelasnya.

Wiku mengatakan masih terjadinya kematian ini perlu dievaluasi. “Penting dipahami bahwa kita semua dapat melakukan upaya terbaik untuk menekan angka kematian,” sebutnya.

Ia mengingatkan pemerintah daerah untuk memantau RS di wilayah masing-masing. Pastikan ketersediaan oksigen, obat-obatan, dan tempat tidur, dan tenaga kesehatan yang bertugas. Hal ini, dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan penanganan sehingga kematian dapat dihindari. (Diah Dewi/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *