MANGUPURA, BALIPOST.com – Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan atau World Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals (SDGs) yang berlangsung pada 6 sampai 7 September di Bali Nusa Dua Convention Center Nusa Dua (BNDCC), Bali, menghasilkan Deklarasi Bali.
Ajang pertemuan parlemen sedunia yang mengambil tema “Achieving the 2030 Agenda through Inclusive Development”, itu ditutup secara resmi oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Kamis (7/9).
Dalam pidato penutupannya, Fadli Zon menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua delegasi parlemen dunia, yang telah bekerja keras mendukung menelurkan gagasan dan pandangan-pandangannya membahas pembangunan keberlanjutan pada pertemuan selama dua hari ini.
“Saya juga ingin menyampaikan apresiasi tulus kami kepada semua organisasi mitra, media yang telah terlibat aktif bersama kami di seluruh forum ini,” kata Fadli.
Dari forum ini, tertuang hasil kesepakatan dalam Bali Declaration yang isinya terkait pada tiga agenda besar yaitu pertama, Parlemen sedunia sepakat memperkuat kepedulian mengenai SDGs dan mengimplementasikannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di negara masing-masing.
Kedua, Deklarasi Bali juga memberikan rujukan khusus terhadap peristiwa kekerasan yang terjadi di Rakhine, Myanmar sebagai isu yang harus mendapat perhatian dari semua negara dalam konteks mencapai perdamaian. Kendati terdapat perdebatan yang seru, seluruh parlemen menyepakati bahwa isu kekerasan Rohingya perlu diakhiri dan bahwa kawasan terdampak harus mendapatkan dukungan kemanusiaan secara penuh dan efektif.
Ketiga, Parlemen sedunia mengingatkan kembali negara-negara maju atas komitmennya berdasarkan Persetujuan Paris (Paris Agreement) dan SDGs dalam rangka mendukung program dan kebijakan di negara-negara berkembang dalam mencapai tujuan SDGs. “Semua komitmen ini telah digabungkan dan menjadi bagian integral dari Deklarasi Bali yang telah kami adopsi dalam sesi pleno ini sebelumnya,” tegas Fadli.
Lebih jauh, Fadli mengatakan parlemen menyadari bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam pelaksanaan Agenda Pembangunan Berkelanjutan. Namun, peran Parlemen juga tidak boleh dirusak, dikarenakan sama-sama pentingnya dalam usaha mencapai SDGs. “Oleh karena itu, kita sebagai anggota parlemen harus mampu menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa target dan prioritas pembangunan nasional sejalan dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan,” imbuh Fadli.
Forum ini juga mendorong agar Deklarasi Bali yang dihasilkan dapat dilaksanakan oleh seluruh parlemen dunia, melalui langkah politik dalam setiap pertemuan serta tindakan nyata di negara masing-masing.
“Oleh karena itu, saya mendorong semua delegasi untuk menegaskan kembali komitmen kita, untuk mempercepat realisasi komitmen kita dan melakukan segala upaya untuk membawa perubahan positif yang dibutuhkan oleh dunia,” tegasnya. (Hardianto/balipost)