Tempat latihan lompat tinggi di Mengwi sudah dilengkapi Tartan. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Dua atlet lompat tinggi PON Bali, yakni Made Gede Antara dan Made Eppi Wilantika sedianya diproyeksikan turun pada Kejurnas Jateng Open, di Stadion Tri Lomba Juang, Jateng, pada 6-8 Juli lalu. Kenyataannya, event tersebut batal digelar, sehingga Antara dan Eppi urung tampil.

Pelatih lompat tinggi PON Bali Ketut Gede Widiana, di Mengwi, Minggu (1/8) mengemukakan, selama ini dua atlet lompat tinggi Bali, berlatih secara mandiri. Apalagi, saat ini PPKM praktis latihan kurang maksimal. “Oleh karena mereka batal tampil di Jateng Open, sebagai gantinya kami mengadakan tes internal, di Lapangan Mengwi,” sebut dia.

Baca juga:  Peringati HUT RI ke-73, Veteran di Bangli Dapat Tali Kasih

Alhasil, baik lompatan Antara maupun Eppi menunjukkan grafik yang meningkat. Ia memaklumi, uji prestasi terhadap dua atlet asuhannya wajib dilakukan, mengingat persiapan latihan mereka cukup lama, guna menghadapi event Jateng Open. “Sebenarnya, hasil Jateng Open akan kami pakai evaluasi, guna membandingkan prestasi atlet provinsi lain. Namun kami juga menyayangkan Jateng Open batal diselenggarakan,” papar dia.

Yang membanggakan, kata dia, lompatan Antara dan Eppi cukup signifikan. “Untuk prestasi lompatan atlet, saat ini antarpelatih saling merahasiakan, sebab khawatir perkembangan prestasi atlet dipantau atlet pesaingnya dari daerah lain,” beber dia.

Baca juga:  Jadwal PTS Semester II Diundur, Disdik Tabanan Tunggu Keputusan Satgas

Ketut Gede Widiana berharap, sisa waktu 50 hari ini baik Eppi maupun Antara, kembali mampu mendongkrak prestasinya lagi, sehingga puncak prestasinya saat PON di Lapangan Timika Papua. “Untuk Eppi turun pada 13 Oktober, sedangkan Antara bertanding pada 14 Oktober,” terangnya. Karena itu, Widiana terus menggenjot latihan dua atlet asuhannya selama sisa waktu 11 pekan ini. “Kami melakukan penurunan tempo latihan pada 4 Oktober, sebagai persiapan bertanding,” ungkap dia.

Baca juga:  Satpol PP Bali Keluarkan SP II, Kelompok Pedagang Nedauh Mercure Resah

Ia menilai, lompat tinggi merupakan olahraga atletik yang terukur, dan bisa dicatat tinggi lompatannya. Untuk itu, meskipun selama ini asuhannya tak pernah bertanding sebab tidak ada event, pihaknya tetap percaya diri pada pola latihan yang diterapkannya. “Sisa waktu hingga menjelang keberangkatan ke Papua, materi latihan kembali pada periodisasi 2-3 bulan lalu,” tuturnya. Bahkan, Antara dan Eppi makin optimis, karena pada titik tumpuan lompat di tempat latihan, telah dipasang tartan hingga membantu mereka memudahkan melompat. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *