DENPASAR, BALIPOST.com – Transaksi di Bursa Efek Indonesia bisa mencapai Rp 7,34 triliun sehari. Dari nilai itu, kontribusi investor retail mencapai 25 persen. Angka ini jauh dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara seperti di Thailand.
Nilai transaksi di Thailand mencapai Rp 18 triliun, 3 kali lipat dari Indonesia. Namun jumlah investor retailnya sekitar 60 persen. Jadi lebih dari Rp 10 triliun, transaksi di Thailand itu dilakukan oleh investor retail. “Oleh karena itu kami ke depan berkeyakinan bahwa pasar modal kita memang harus retailnya yang meningkat transaksinya,” kata Verdi Ikhwan, Vice President Head of Research and Development BEI, Kamis (7/9).
Menurutnya hal itu memungkinkan sebab jika dibandingkan dengan Thailand, kapitalisasi pasar Indonesia lebih tinggi dari Thailand. Jumlah emiten Indonesia saat ini ada 555, kapitalisasi pasar Rp 6.900-an triliun.
Sedangkan Thailand di bawah itu, dengan jumlah emiten Thailand sekitar 700. “Itu artinya emiten kita sebetulnya lebih berbobot dari emiten Thailand. Tapi kenapa jumlah transaksi dan aktivitas transaksi di Thailand bisa meningkat, dan itu juga yang sebetulnya yang menjadi keyakinan kami di bursa bahwa ke depannya kita bisa meningkatkan aktivitas investor retail,” ungkapnya.
Hal itu pula yang membuat pihaknya menyelenggarakan Public Expose tersebut. Pasar modal akan melakukan beberapa upaya untuk peningkatan transaksi retail. Dari sisi supply, dengan meningkatkan jumlah emiten, melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan, sosialisasi untuk menjaring calon emiten, investor melakukan publik expose dalam upaya mempertemukan investor dan emitennya hingga perbaikan infrastruktur teknologi perdagangan. “Secara general sebenarnya Indonesia frekuensi transaksi paling tinggi di ASEAN. Indikator retail meningkat cukup tinggi, retail banyak transaksi, sehingga investor retail ini yang kami tingkatkan,” paparnya.
Pihaknya mengakui sampai saat ini jumlah investor retail yang aktif bertransaksi baru mencapai 30 persen. Jumlah ini kata Verdi memang masih kecil, namun masih memungkinan ditingkatkan karena beberapa negara seperti Thailand jumlah investor retail aktif mencapai 60 persen. (Citta Maya/balipost)