DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, Giri Tribroto mengatakan sektor pertanian mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam ekosistem dari hulu ke hilir. Baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan ekspor.
Ruang pasar ekspor hasil pertanian juga sangat besar untuk dioptimalkan. Ke depan, OJK terus bekerjasama dengan kementerian dan lembaga dan seluruh pemangku kepentingan untuk memberi dukungan kepada UMKM sektor pertanian mengakselerasi perkembangan ekosistem digital. Mulai dari pembiayaan, pendampingan, pembinaan, hingga penjualan agar pelaku UMKM tumbuh berkelanjutan dan berdaya saing.
Kata Giri, tujuan pengembangan KUR kluster pertanian yaitu mendorong penyaluran KUR sektor pertanian untuk menciptakan ekosistem dari hulu ke hilir yang terintegrasi secara digital. Dngan KUR kluster pertanian, para petani dimudahkan mendapatkan akses pembiayaan KUR dari bank karena dikelola berkelompok dan dimonitor oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) yang berfungsi sebagai distributor sarana produksi pertanian.
Dari sisi target, secara nasional penyaluran KUR klaster pertanian yaitu Rp 70 triliun dapat tersalur ke sektor pertanian. Rinciannya target subsektor tanaman pangan sebesar Rp 26,8 triliun, hortikultura sebesar Rp 7,84 triliun, perkebunan sebesar Rp 20,3 triliun dan peternakan sebesar Rp 15,1 triliun.
Sementara realisasinya hingga Juli 2021 telah mencapai Rp 42,17 triliun dengan 1,32 juta debitur. Top tiga penyalur KUR sektor pertanian yaitu Bank BRI sebesar Rp 28,51 triliun, Bank Mandiri sebesar Rp 6,08 triliun dan Bank BNI sebesar Rp 4,53 triliun.
Giri menambahkan, sampai dengan triwulan I 2021, penyaluran KUR ke sektor pertanian tumbuh 2,95% (yoy) sehingga mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Kredit sektor pertanian, perburuan dan kehutanan pada triwulan II 2021 menyerap porsi 7,16% dari total kredit perbankan nasional, tumbuh 5,74% (yoy) atau 1,52% (mom). NPL sektor ini juga relatif rendah yakni 2,08 persen. (Citta Maya/balipost)