DENPASAR, BALIPOST.com – Penyebaran COVID-19 di Bali makin gawat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah korban jiwa dilaporkan setiap harinya yang mencapai puluhan orang.
Dalam tiga hari terakhir, kematian pada hari yang sama dengan dilaporkannya data oleh RS (realtime) lebih banyak dibandingkan jumlah kematian yang dicatatkan terlambat. Pada hari ini saja, dari 43 korban jiwa yang dicatatkan Bali, sebanyak 37 orang meninggal pada 15 Agustus (86,04 persen), 5 orang pada 14 Agustus (11,62 persen), dan seorang pada 13 Agustus (2,34 persen).
Dilihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, mayoritas pasien meninggal memiliki penyakit penyerta, 25 orang (58,14 persen). Sebanyak 18 orang (41,86 persen) tidak berkomorbid.
Penyumbang tambahan korban jiwa terbanyak adalah Buleleng dan Denpasar masing-masing 10 orang. Disusul di urutan kedua adalah Tabanan dan Badung sebanyak 6 orang.
Kemudian Gianyar melaporkan 4 korban jiwa, Jembarana 3 orang, Karangasem 2 orang, Bangli dan Klungkung sama-sama 1 orang.
Tabanan genap 40 hari berturut-turut melaporkan tambahan korban jiwa. Jumlahnya kini sudah mencapai 206 orang atau rata-rata 5,15 kematian per hari.
Miliki Komorbid
Sepuluh pasien dilaporkan Denpasar terdiri dari 9 pria dan 1 perempuan. Usianya antara 45 hingga 80 tahun.
Hanya 4 pasien memiliki komorbid. Jenisnya diabetes, gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, dan stroke. Sembilan meninggal pada hari ini, seorang pada 14 Agustus.
Sepuluh pasien meninggal dilaporkan Buleleng terdiri dari 3 pria dan 7 perempuan. Usianya antara 20 hingga 81 tahun.
Pasien berusia 20 tahun merupakan perempuan yang dalam kondisi hamil. Masuk ke RSUD Buleleng pada 7 Agustus dan meninggal 8 hari kemudian, 15 Agustus.
Sisanya, sebanyak 7 pasien juga meninggal hari ini. Sedangkan 2 pasien lagi pada 14 Agustus.
Enam pasien meninggal dilaporkan Badung terdiri dari 5 pria dan 1 perempuan. Usianya antara 50 hingga 70 tahun.
Hanya 1 pasien memiliki penyakit penyerta, yaitu diabetes. Lima pasien meninggal pada hari ini, 15 Agustus, sedangkan satu orang pada 13 Agustus.
Enam pasien meninggal juga dilaporkan Tabanan, terdiri dari 3 pria dan 3 perempuan. Usianya antara 55 hingga 75 tahun.
Lima pasien memiliki komorbid. Jenisnya gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Seluruhnya dilaporkan meninggal pada hari ini.
Empat pasien meninggal dilaporkan Gianyar, terdiri dari 2 pria dan 2 perempuan. Usianya antara 30 hingga 81 tahun.
Dua pasien memiliki komorbid. Jenisnya diabetes dan gangguan ginjal. Tiga pasien meninggal pada 15 Agustus, sedangkan satu orang pada 14 Agustus.
Usia 1 Tahun
Tiga pasien meninggal dilaporkan Jembrana, terdiri dari 2 pria dan 1 perempuan. Usianya antara 1 hingga 73 tahun.
Seluruhnya berkomorbid. Jenisnya diabetes dan gangguan paru. Ketiganya meninggal pada hari ini, 15 Agustus.
Dua pasien meninggal dilaporkan Karangasem terdiri dari perempuan berusia 64 dan perempuan 88 tahun. Keduanya dirawat di RSUD Karangasem dan tak memiliki komorbid. Pasien usia 88 tahun meninggal pada 14 Agustus, sedangkan satu lagi pada 15 Agustus.
Pasien meninggal dari Klungkung merupakan pria berusia 62 tahun. Warga ini dirawat di RSUD Klungkung pada 4 Agustus namun terkonfirmasi sehari sebelumnya. Pasien meninggal pada 15 Agustus.
Pasien meninggal dari Bangli merupakan perempuan berusia 68 tahun. Warga ini dirawat di RS Famili Husada pada 1 Agustus namun terkonfirmasi 10 hari kemudian. Pasien dengan komorbid tekanan darah tinggi dan paru ini meninggal pada 15 Agustus.
Kumulatif korban jiwa mencapai 2.709 orang. Rinciannya 2.703 WNI dan 6 WNA.
Posisi lima teratas dengan jumlah warga meninggal karena COVID-19 terbanyak adalah Denpasar 616 orang, Badung 441 orang, Tabanan 401 orang, Buleleng 386 orang, dan Karangasem 214 orang. Sedangkan posisi keenam hingga sembilan adalah Gianyar 178 orang, Bangli 165 orang, Jembrana 158 orang, dan Klungkung 117 orang. Terdapat juga 27 warga kabupaten lain yang meninggal karena COVID-19 di Bali. (Winatha/balipost)