Desa Wisata Pemuteran. (BP/ist)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Desa Wisata Pemuteran, Kecamatan Gerokgak masuk nominasi dalam penghargaan Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) Than 2017. Desa ini beberapa tahun sebelumnya merebut penghargaan Internasional karena berhasil mengembangkan sebuah kawasan taman terumbu karang dengan metode Biorock.

Tahun ini, kawasan desa wisata di ujung Buleleng barat itu yang sedang bergeliat masuk nominasi penghargaan bertarap nasional. Selain kawasan Desa Wisata Pemuteran, Hotel Pelataran Harmony di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) juga masuk dalam nominasi ISTA tahun ini.

Baca juga:  Kunjungan Masih Minim, Puluhan Kios Souvenir di Tanah Lot Pilih Tutup

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng Nyoman Sutrisna, M.M., Minggu (10/9) mengatakan, sebelum memberikan penghargaan ISTA tahun ini, pemerintah menetapkan empat kategori untuk daerah tujuan wisata (DTW) dan akomodasi mulai dari hotel dan restoran di daerah. Empat kategori itu meliputi aspek pelestarian seni dan budaya, lingkungan, tata kelola usaha, dan aspek manfaat DTW atau akomodasi wisata terhadap perekonomian.

Alasan mengusulkan Desa Wisata Pemuteran dan Hotel Pelataran Harmony karena dari keempat aspek itu telah terpenuhi. “Dari empat aspek itu Desa Wisata Pemuteran dan Pelataran Harmony sepertinya masuk, sehingga kita usulkan dan sekarang masuk nominasi dan harapannya dari kategori itu bisa terpenuhi dan bisa merebut penghargaan ISTA,” katanya.

Baca juga:  Persik Kediri Vs Bali United, Gubernur Koster Izinkan dan Gratiskan Tiket Penonton

Menurut Kelian Desa Pakaraman Buleleng ini, kompetisi dalam merebut penghargaan bergengsi seperti ISTA ini sebenarnya bukan karena gengsi hanya untuk mengharumkan nama baik daerah di mata pemerintah pusat. Akan tetapi, momentum ini secara langsung akan bisa diketahui sejauh mana hasil pengembangan dan pengelolaan DTW dan fasilitas pariwisata di daerahnya.

Sebab, upaya pengembangan kawasan DTW dan akomodasi pariwisata kalau tidak dinilai oleh pihak lain, hasilnya tidak dapat diketahui apakah berhasil atau sebaliknya. Tidak hanya itu, penghargaan yang berhasil diraih itu nantinya dijadikan sebagai “modal” untuk dipratekkan di kawasan DTW atau akomodasi pariwisata di wilayah lain di Buleleng. “Kalau tidak orang lain memberikan nilai kita mana tahu apakah berhaisl atau tidak. Selain itu, penghargaan yang berhasil direbut ini akan dijadikan motivasi bagi pengelola DTW atau akomodasi di kawasan lain di daerah kita,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Buleleng Rencanakan Kenaikan Retribusi DTW
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *