Oleh I Nyoman Sucipta
Ergonomi sering disebut human factor engineering, suatu ilmu yang mengatur bagaimana manusia bekerja. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti.
Di Indonesia disepakati ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman.
Ergonomi pertanian di sini diartikan sebagai penerapan ilmu ergonomi di bidang pertanian dengan pemanfaatan petani seoptimal mungkin dengan menyerasikan pekerjaan bertani dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan tercapainya kualitas hidup petani (quality of working life). Perhatian utama ergonomi pertanian adalah efisiensi yang diukur berdasarkan pada kecepatan dan ketelitian performance petani dalam penggunaan sarana prasarana produksi pertanian.
Perancangan kondisi lingkungan fisik kerja yang mampu memberikan kenyamanan, keamanan/keselamatan dan kesehatan kerja bagi petani untuk meningkatkan motivasi kerja, kualitas lingkungan kerja dan produktivitas Enase terkait dengan aplikasi ergonomic pertanian di masa pandemi COVID-19. Enase yaitu efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien masing-masing orang. Efektif artinya petani bekerja dengan efektif sehingga meningkatnya produktivitas terpenuhi.
Nyaman artinya petani bekerja tidak gampang lelah. Aman artinya timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja. Sehat artinya kondisi dimana petani merasa tidak sakit selalu sehat di masa pandemi COVID-19. Efisien artinya petani bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang sedikit mungkin.
Konsep enase dalam kaitan dengan ergonomi menciptakan metode, lingkungan dan peralatan kerja yang mampu menstimulasi enase sesuai dengan pekerjaan. Jadi enase merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam implementasi ergonomi. Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan untuk mengalami beberapa keluhan antara lain : algias: penyakit pada, pekerja yang postur tubuhnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome, osteo articulardeiatins: scoliosis, rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles, iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar.
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia, dalam hal ini oleh petani.
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu: Antropometri Statis (struktural). Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier permukaan tubuh. Antropometri Dinamis (fungsional).
Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh.
Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan.
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi.
Aspek psikologi dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap saat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik factor internal maupun eksternal sulit untuk dilihat secara kasat mata, sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara objektif, atau pun dari tingkah laku dan penuturan pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan.
Pencegahan dan pengendalian bahaya dengan menghilangkan, mengurangi, atau mengontrol adanya faktor risiko dengan pengendalian secara teknik, secara administrasi dan pelatihan. Kesehatan adalah aspek terpenting,tidak saja di saat new normal, abnormal atau normal, apalagi di masa pandemi, jika kesehatan tubuh terganggu tidak mungkin melakukan aktivitas dengan aman dan nyaman dan bisa terpapar COVID-19.
Di masa pandemi ini, aplikasi ergonomi pertanian yang nantinya diharapkan petani akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja ketika aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka lebih terperhatikan dan diutamakan sehingga tercapai kualitas hidup yang lebih baik.
Penulis Guru Besar pada Prodi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana