CIREBON, BALIPOST.com – Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan kekagumannya kepada kaum perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga untuk mau belajar dan menambah ilmu demi meningkatkan penghasilannya. Dengan bertambahnya pengetahuan, termasuk menguasai cara penjualan secara online, maka para ibu rumah tangga akan lebih aktif dan produktif dalam memaksimalkan kehadiran dan akses pemodalan yang disediakan perusahaan BUMN.
Hal tersebut diungkapkan Menteri BUMN saat menyambangi kelompok nasabah Ultra Mikro PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM di Desa Guwa Lor, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, MInggu (29/8). Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi dan Direktur Utama BRI, Sunarso.
Kolaborasi kedua perusahaan BUMN yang melayani pendanaan bagi sektor ekonomi mikro, kecil, dan menengah ini diyakini akan memperbesar perhatian kepada ekonomi masyarakat bawah yang perlu mendapat dukungan untuk bangkit di tengah pandemi.
“Ada dua hal yang saya kagumi dalam kunjungan ke ibu-ibu nasabah PNM kali ini. Pertama, kedua perusahaan BUMN yang dekat dengan sektor pendanaan ekonomi rakyat mampu bekerja sama dengan baik. Ini sinergi yang kami harapkan. Kedua, usaha keras ibu-ibu pelaku usaha ultra mikro untuk mau belajar sehingga mampu ter-literasi aspek digital dengan baik. Dengan telah memasarkan barang dagangannya secara online, ibu-ibu sudah mulai mengenal platform online,” ujar Menteri BUMN. Erick Thohir.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri BUMN menyaksikan kegiatan penyuluhan dan pelatihan nasabah Mekaar (Membina Keluarga Sejahteraa) terkait online marketing serta penjualan produk pada marketplace PaDi dan cara membuat display produk yang menarik. “Upaya perusahaan BUMN seperti PNM dan BRI yang terus memberikan berbagai penyuluhan dan pelatihan terkait online marketing akan menjadi solusi bagi kaum perempuan dalam memutar ekonomi masyarakat kecil di masa pandemi. Hal ini juga akan mendorong dam memotivasi mereka untuk berani menghadapi perubahan di era digitalisasi,” ungkap Erick.
Saat ini, di Jawa Barat tercatat lebih dari 7.100 kelompok Mekaar dengan nasabah mencapai 138 ribu orang. Total pembiayaan yang telah disalurkan PNM sebesar Rp 1,22 triliun.
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara langsung menyinggung kinerja PNM Mekaar yang sangat optimal dalam pemberdayaan usaha wong cilik. Hal itu dibeberkan Presiden Jokowi saat mengungkapkan tiga strategi besar menjaga pertumbuhan perekonomian ke depan di tengah pandemi, salah satunya adalah pengembangan dan pemberdayaan pelaku UMKM juga usaha UMi melalui digitalisasi.
Kemampuan PNM melayani the bottom of pyramid pelaku usaha di Indonesia ini diyakini akan semakin kokoh, seiring pertumbuhan bisnis dan aktivitas pemberdayaan ke depan yang akan semakin besar pasca Holding Ultra Mikro terbentuk. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso.
Sunarso mengatakan aspirasi BRI mengembangkan segmen usaha ultra mikro melalui holding sejalan dengan rencana pemerintah meningkatkan peran BUMN sebagai agen pencipta nilai dan pembangunan, khususnya dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, terutama pada sektor UMKM dan juga Ultra Mikro. Melalui holding dan sinergi ini akan menyediakan layanan keuangan yang lebih lengkap kepada para pengusaha ultra mikro (termasuk nasabah PNM) dengan lebih terintegrasi dalam satu ekosistem.
“Artinya, layanannya dapat end to end, sehingga proses pertumbuhan atau peningkatan kapabilitas nasabah ultra mikro pun dapat lebih dimonitor dengan baik, dengan begitu kami dapat melayani dengan lebih efektif dan efisien. Melalui holding ini tidak hanya dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi BRI, Pegadaian, maupun PNM. Namun juga bagi para pelaku usaha yang termasuk dalam segmen ini (Ultra Mikro). Seperti perbaikan struktur dana oleh PNM yang akan membuat bunga pembiayaan menjadi rendah. Kemudian adanya solusi keuangan yang menjadi lebih lengkap juga akan mengakomodir pelaku usaha untuk lebih cepat naik kelas,” pungkasnya. (Adv/balipost)