DENPASAR, BALIPOST.com – Tambahan kematian harian diakibatkan COVID-19 di Bali masih di 2 digit. Pada Rabu (1/9), menurut data Satgas Penanganan COVID-19 Bali, jumlahnya kembali ke puluhan orang setelah sehari sebelumnya bertambah belasan orang.
Tercatat sebanyak 20 orang dilaporkan meninggal. Korban jiwa COVID-19 di Bali selama pandemi berlangsung mencapai 3.528 orang.
Masih tingginya angka kematian ini menyebabkan Bali masuk 10 besar penyumbang kasus pasien meninggal dalam sepekan lalu (23 hingga 29 Agustus). Pulau Dewata berada di peringkat keempat dengan tambahan korban jiwa sebanyak 329 orang, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Nasional.
Terkait angka kematian nasional yang tinggi, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (31/8) menyebut persentase kematian di Indonesia masih konsisten berada di atas persentase kematian dunia sejak Juli 2020. Per 29 Agustus, persentase kematian Indonesia sebesar 3,24 persen, sedangkan dunia sebesar 2,08 persen.
Melihat persentase kematian nasional, ia mengatakan perlu mempelajari data di tingkat provinsi agar penyumbang kasus tertinggi segera dikendalikan. Dia menyebut ada 10 provinsi dengan angka tertinggi dalam sepekan ini yaitu Jawa Timur (1.214), Jawa Barat (922), Jawa Tengah (530), Bali (329), Sumatera Utara (222), Kalimantan Timur (213), DIY (206), Riau (193), Lampung (179), dan Kalimantan Selatan (150). Kesepuluh provinsi ini menyumbangkan 75 persen dari total kematian nasional pada minggu ini.
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah, 9 dari 10 Provinsi ini sama-sama menjadi penyumbang tertinggi pada angka kasus aktif, angka kesembuhan dan angka kematian dalam waktu yang bersamaan. “Ini artinya, kualitas pelayanan kesehatan di provinsi-provinsi ini sudah ditingkatkan, namun kematian tetap belum dapat ditekan,” lanjutnya.
Hal ini dapat terjadi karena penanganan warga yang terkena COVID-19 tidak dilakukan dengan sigap dan cepat. Atau, karena masih adanya warga yang melakukan isolasi mandiri.
Selain itu, fokus penanganan COVID masih berada di hilir yaitu pelayanan pasien COVID, dan belum maksimal pada tingkat hulu yaitu pencegahan dan pengawasan disiplin protokol kesehatan. Penanganan dini, pengawasan pasien COVID-19 serta pengawasan protokol kesehatan yang berperan penting dalam perkembangan kasus aktif, sembuh dan meninggal ini lagi-lagi tidak terlepas dari peran posko di tingkat desa/kelurahan. “Sayangnya, meskipun posko sudah banyak terbentuk di provinsi-provinsi ini, namun pelaporan kinerjanya masih terpusat pada kegiatan edukasi dan sosialisasi 3M,” ungkapnya.
Kegiatan pembubaran kerumunan, mendata warga yang positif, dan pengawasan protokol kesehatan masih sangat sedikit jumlahnya. “Untuk itu, dimohon kepada seluruh kepala daerah dari 10 provinsi ini untuk betul-betul memantau pelaksanaan fungsi posko di wilayah kerjanya masing-masing. Pastikan warga yang terkena COVID memanfaatkan tempat isolasi terpusat dan tidak melakukan isolasi mandiri, agar kondisinya dapat dipantau dan dapat meminimalkan risiko kematian,” tegasnya.
SE Gubernur
Soal pelaksanaan pencegahan dan pengawasan protokol kesehatan, Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Bali, Dewa Made Indra, mengatakan Gubernur Bali telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Corona Virus Disease 2019 Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru Di Provinsi Bali. Selain itu, vaksinasi juga digencarkan.
Pemerintah telah melakukan upaya vaksinasi dengan sasaran vaksinasi yang telah terlayani adalah SDM kesehatan, petugas pelayanan publik dan lansia. Per 31 Agustus, lanjutnya, masyarakat yang telah memperoleh vaksin 1 sebanyak 3.174.127 orang, vaksin 2 sebanyak 1.826.702 orang dan vaksin 3 sebanyak 24.863. Total vaksin yang terdistribusi sebanyak 5.588.803 dosis dengan sisa stok vaksin sebanyak 1.142.238 dosis.
“Masyarakat juga diharapkan agar selalu Disiplin melaksanakan 6M, yakni memakai masker standar dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan menaati aturan, serta dihimbau untuk tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan aturan yang berlaku,” ajaknya.
Sementara itu, per 1 September, jumlah kasus baru masih bertambah signifikan. Tambahannya mencapai 399 orang sehingga kumulatifnya 107.233 orang.
Sedangkan pasien sembuh, tambahannya lebih banyak dari kasus baru. Terdapat 433 orang dilaporkan sembuh sehingga total sudah 97.070 orang yang memperoleh kesembuhan. (Diah Dewi/balipost)