Pengguna jalan melintas di depan RSD Mangusada. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Tingkat keterisian Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada mulai stabil. Berdasarkan data yang diperoleh, Rabu (1/9) tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) di RSD setempat ada di angka 70 persen hingga 75 persen.

Sebelumnya, dari 100 bed yang disediakan, jumlah pasien COVID-19 yang ditangani justru melebihi hingga 110 orang. Plt. Direktur Utama RSD Mangusada, dr. Ketut Japa saat dikonfirmasi membenarkan perihal tersebut.

Penurunan angka pasien positif COVID-19 yang dirawat mulai mengalami penurunan sejak seminggu lalu. “Jumlah pasien yang dirawat tidak lagi melebihi 100 persen seperti kejadian kemarin (Agustus –red). Ini sudah terjadi dari tujuh hari yang lalu kondisi BOR di RSD Mangusada stagnan 70 persen sampai 75 persen,” ungkapnya.

Baca juga:  Walau Baru 20 Persen, Bangli Optimis Tuntaskan Vaksinasi Anak Dosis Pertama Akhir Desember

Dijelaskan, dari jumlah 100 bed kini hanya terisi 72 bed. Kondisi ini jauh berbeda dari bulan sebelumnya BOR penuh. Bahkan, sudah antrian pasien yang akan masuk untuk menjalani perawatan di RSD Mangusada. “Semua pasien sudah mendapatkan perawatan di ruang isolasi, tempat tidur yang masih tersisa saat ini ada 28,” ungkapnya.

Menurutnya, stabilnya BOR di RSD Mangusada saat ini terjadi karena banyak pasien yang sudah sembuh. Sehingga saat ada yang perlu perawatan di rumah sakit, pihaknya mampu menangani.

Baca juga:  Bupati Badung Undang Artis Australia Buat Video Klip di Destinasi Wisata

Berbeda dengan Awal Juli-Agustus 2021 pasien COVID-19 sampai menumpuk. “Untuk pasien Covid-19 jika sudah 10 hari menjalani perawatan dan tidak menunjukkan gejala kemudian dari hasil swab PCR negatif, kami izinkan pulang,” katanya.

Stabilnya kondisi BOR di RSD Mangusada juga mempengaruhi penurunan kebutuhan oksigen. “Kalau dulu kami harus menugaskan tim untuk menunggu di Samator (perusahaan penyuplai oksigen), sekarang kondisinya juga stabil,” paparnya.

Disebutkan, untuk memperoleh oksigen pihaknya tidak lagi kesulitan. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya kasus positif COVID-19 di daerah Jawa, sehingga kiriman oksigen ke Bali melimpah.

Baca juga:  Hingga Awal April, Kasus Rabies di Jembrana Capai Puluhan

Dari kebutuhan 50.000 meter kubik per jam yang dibutuhkan pada kondisi stabil ini pihaknya mengakui sudah terpenuhi. “Saat ini kami, sudah menerima oksigen dalam bentuk liquid yang dikirimkan dari Jawa, kemudian oksigen dalam tabung juga kami terima. Semuanya dikirimkan dari Samator,” paparnya.

Pihaknya juga berharap agar tracing dan testing serta vaksinasi tetap digencarkan. Lantaran setelah menerima vaksinasi dosis lengkap, jika dinyatakan positif tidak akan menimbulkan gejala yang berat. Sehingga pasien positif Covid-19 yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dapat menurun. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *