Beberapa anak menunggu giliran mencuci tangannya sebelum memasuki perpustakaan desa di Denpasar. Penerapan protokol kesehatan secara disiplin diyakini dapat mencegah penyebaran Covid-19. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Varian B1621 atau dikenal Mu yang ditemukan di Kolombia, kini telah ditetapkan menjadi tambahan varian yang masuk kategori variant of interest (VOI) dari WHO. Saat ini persebarannya telah ditemukan di dua benua, yakni wilayah Amerika Selatan dan Eropa.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/9), pemerintah melakukan pengawasan mobilitas dengan hati-hati. Mengingat saat ini kondisi cenderung normal dan beberapa pembukaan sektor cenderung dilakukan secara gradual.

Baca juga:  Tiga Wilayah Zona Orange di Bali Tambah Korban Jiwa COVID-19

“Pemerintah berusaha melakukan pengawasan mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian,” kata Wiku menjawab pertanyaan media, dipantau dari Denpasar.

Untuk status VOI sendiri, diberikan kepada varian yang sedang diamati. Agar nantinya dapat diambil kesimpulan  apakah varian yang sedang diamati tersebut bersifat lebih infeksius dibandingkan varian originalnya.

Soal dinamika varian yang ada, WHO sendiri telah membagi hasil mutasi COVID-19 menjadi 2 jenis. Yaitu variant of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian, dan variant of interest (VOI) atau varian yang diamati.

Baca juga:  Jokowi Resmikan Tol Dalkot Jakarta

Yang perlu diwaspadai ialah VOC. Karena terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular atau infeksius daripada virus original atau aslinya yang pertama di Wuhan China 2019.

Di Indonesia, sebutnya, berdasarkan hasil sequence terhadap 2.321 sampel, menemukan 3 dari 4 jenis VOC yaitu Alfa, Beta dan Delta. Adanya varian ini berpotensi menurunkan angka efikasi vaksin yang digunakan. Karena, vaksin yang ada saat ini, umumnya menggunakan virus original.

Baca juga:  Anggaran Kementerian Pertahanan Rp 155 triliun

Saat ini, ungkapnya, varian delta masih menjadi VOC terbanyak. Berdasarkan hasil sequencing pada 5.790 dengan 2.323 sampel VOC yang terdiri varian Alfa 64 sampel, Beta 17 sampel dan delta 2.242 sampel. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *