SEOUL, BALIPOST.com – Pemerintah Korsel berupaya mengendalikan wabah virus corona secara nasional ketika negara itu meningkatkan kampanye vaksinasi. Bahkan, Korea Selatan memperpanjang masa pembatasan jarak sosial selama beberapa minggu untuk mengendalikan wabah COVID-19 menjelang liburan Hari Raya Thanksgiving pada akhir September.
Perdana Menteri Kim Boo-kyum, sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (3/9), mengatakan pembatasan jarak sosial tingkat 4 terketat di Seoul yang diterapkan secara lebih luas dan pembatasan tingkat 3 di seluruh negara itu akan berlaku hingga 3 Oktober.
Namun, ia juga mengumumkan bahwa restoran dan kafe di wilayah Seoul dan sekitarnya akan diizinkan tutup satu jam lebih lama setiap malam dan keluarga-keluarga akan diizinkan untuk berkumpul dalam kelompok hingga delapan orang untuk pekan liburan Chuseok pada 21 September.
Kim telah menyeimbangkan pemberian insentif bagi warga untuk mau divaksin dan upaya mengekang wabah varian Delta yang sangat menular yang dimulai pada Juli. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 1.709 kasus baru COVID-19 pada Kamis, dan 1.675 kasus di antaranya ditularkan secara lokal.
Korea Selatan telah mencatat total 257.110 kasus infeksi virus corona sejak pandemi dimulai, dengan 2.308 kematian akibat COVID-19. Kementerian Kesehatan Korsel mengatakan wabah COVID-19 saat ini di negara itu kemungkinan akan meningkat pada awal September, dan mungkin memuncak menjadi sekitar 2.300 kasus harian, sebelum mereda menjelang akhir September.
Angka kasus harian pada saat puncaknya itu akan melampaui rekor 2.223 kasus yang dilaporkan pada 11 Agustus. “Kami khawatir lonjakan wabah COVID-19 akibat peningkatan pergerakan pada saat masa liburan Chuseok,” kata Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol dalam sebuah pengarahan.
Izin untuk delapan orang dapat berkumpul pada masa perayaan Chuseok diberikan dengan syarat setidaknya empat orang telah divaksin penuh. Sementara di wilayah Seoul dan sekitarnya akan dibatasi untuk perkumpulan di rumah.
Kwon mengatakan pemerintah berencana untuk memberikan dosis vaksin pertama kepada 70 persen dari 52 juta populasi Korsel sampai sebelum perayaan Chuseok, serta menyelesaikan vaksinasi lengkap untuk setengah populasi Korsel pada akhir September.
Sekitar 58 persen dari populasi Korsel saat ini telah menerima satu dosis vaksin COVID, dengan sekitar 33 persen dari populasi negara itu telah divaksin lengkap. Program vaksinasi Korsel telah dipuji dengan keberhasilan menjaga tingkat kematian akibat COVID-19 di negara itu pada 0,9 persen — angka yang relatif rendah. (kmb/balipost)