Siswa di Karangasem dilatih tanggap bencana dalam sebuah simulasi kebencanaan yang digelar. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Karangasem memiliki risiko kebencanaaan yang tinggi karena adanya gunung berapi aktif, yaitu Gunung Agung. Namun, tahun ini simulasi kebencanaan di kabupaten itu tidak berjalan.

Plt. Kepala BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengungkapkan, hampir dalam setahun terakhir, kegiatan tersebut nyaris tidak dilaksanakan. Pasalnya, terkendala anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut. “Sepanjang tahun 2021 ini kegiatan simulasi kebencanaan yang telah dirancangnya tidak bisa berjalan,” ungkapnya belum lama ini.

Baca juga:  Agustus, Tarif Penyeberangan di Pelabuhan Padangbai Naik

Arimbawa menambahkan, pihaknya hanya bisa menggandeng pihak swasta dalam melakukan mitigasi bencana ke masyarakat. Pasalnya, tahun 2021 ini anggaran dipangkas untuk penanganan COVID-19. “Kita merancang edukasi dan sosialiasi kebencanaan yang dilakukan ke sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Materi yang diberikan adalah antisipasi jika ada bencana yang datang tanpa diduga, sehingga anak-anak ini sudah bisa mengetahui apa yang dilakukan,” jelasnya.

Baca juga:  Meski Masuk Zona Merah, Umat Hindu Tetap Bersembahyang saat Pujawali Pura Pasar Agung

Dia menjelaskan, kegiatan lain yang juga tertunda adalah melakukan edukasi dan sosialisasi kebencanaan di sekolah SD berada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, wilayah paling berisiko dampak erupsi Gunung Agung juga belum tersentuh. “Kita berencana akan menggarapnya bersama NGO JICA Jepang untuk kegiatan itu,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *