DENPASAR, BALIPOST.com – Keinginan mewujudkan Bali sebagai salah satu pusat industri digital dan startup makin dimatangkan setelah adanya pandemi. Sebab, sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perlu didukung industri pendamping sehingga Bali bisa kembali bangkit.
Bahkan pelaku industri sudah memilih kata #SiliconBali sebagai representasi dari mimpi untuk menghidupkan industri digital di Pulau Dewata ini. Dipilihnya kata ini agar mudah terasosiasikan dengan Silicon Valley, pusat startup di Amerika Serikat.
Apresiasi dan dukungan pun diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir. “Bali luar biasa, sekarang ada Silicon Bali. Tidak ada salahnya pusat ekonomi digital alternatifnya di Bali,” kata Erick saat bertemu dengan pelaku startup digital dan inkubator bisnis dari Bali di acara “Bali Digitalpreneur Meetup” yang digelar di Kampus STMIK Primakara, Minggu (19/9).
Ia mengungkapkan BUMN baru saja melakukan terobosan kawasan ekonomi kesehatan dengan rencana pembangunan rumah sakit internasional di Sanur, Denpasar. Kini, para pelaku ekonomi digital dan startup di Bali menginiasiasi #SiliconBali.
“Saya rasa bagus, tidak ada salahnya tiap daerah melakukan inovasi. Harapan ekonomi digital dan startup di Bali makin kuat,” ujarnya, dalam rilis yang diterima.
Ia juga menegaskan BUMN mendukung investasi di perusahaan startup menjadi bagian besar program transformasi BUMN. “Kita akan support besar-besaran startup di Indonesia dengan kekuatan investasi,” katanya.
Disebutkannya, salah satu KPI (Key Performance Indicator) BUMN adalah berinvestasi di 50 perusahaan startup. Karenanya BUMN belakangan banyak membentuk venture capital dan gencar berinvestasi pada startup.
Ia lantas merinci beberapa nama BUMN dan jumlah startup yang sudah mendapatkan investasi dari BUMN. “Telkomsel 15, BRI 15, Mandiri Capital 15, saya juga berikan kesempatan BNI untuk mulai masuk tapi cukup 5. Karena kebiasaan BUMN kalau diberikan banyak semua ikut investasi. Nanti startup kebakaran semua (bakar uang),” papar Erick.
Ia juga mengungkapkan pada minggu kedua Desember 2021 rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas dorongan Kementerian BUMN akan meluncurkan progam besar terkait dengan startup. “Setelah launching kita akan training 10 ribu startup agar berkelanjutan. Lalu undang 10 top investor,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua STMIK Primakara Made Artana mengungkapkan dengan terpuruknya industri pariwisata, sudah saatnya Bali menggarap serius ekonomi digital sebagai industri pendamping dan menguatkan ekosistem startup. Baginya industri kreatif digital adalah salah satu industri yang dapat dikembangkan mengingat ini adalah industri yang akan terus berkembang di masa depan.
“Saat ini kita memang harus menginisiasi industri-industri baru seperti industri digital ini yang barangkali masih kecil, masih bayi. Tapi ke depan harus dipupuk agar menjadi besar sehingga mampu menjadi industri pendamping,” ujar Artana.
Bali, dinilainya, memiliki potensi yang besar mengingat nama besarnya di kancah internasional dengan puluhan hingga ratusan ribu digital nomad. Ada banyak direct flight ke kota-kota besar dunia, infrastruktur yang memadai, kualitas hidup yang baik, balance life dalam nuansa alam yang indah dan biaya hidup yang relatif rendah.
“Bali juga memiliki banyak talenta kreatif yang tumbuh dalam budaya kreatif. Karenanya #SiliconBali didorong sebagai gerakan kolaborasi dan sinergi bersama-sama membangun Industri Digital di Bali sebagai bagian dari upaya Bali Bangkit,” katanya.
Untuk mewujudkan #SiliconBali ini, STMIK Primakara dan pelaku ekonomi digital serta startup di Bali meminta dukungan Menteri BUMN agar melirik dan mendukung pengembangan industri digital di Bali. “Kami minta pemerintah melirik industri digital untuk dikembangkan di Bali. Ini gayung bersambut dengan program Kementerian BUMN karena menurut beliau (Erick Thohir) UMKM harus didorong tapi startup digital juga harus didorong-habis-habisan,” harap Artana.
Untuk menguatkan ekosistem startup di Bali, STMIK Primakara menginisiasi event Bali Startup Summit. Rencananya diselenggarakan November 2021 mendatang dan mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia.
Bentuk kegiatan Bali Startup Summit ini berupa eksebisi, pameran startup, pitching kepada investor, seminar, talkshow dan lainnya. STMIK Primakara sejak 7 tahun terakhir secara regular menyelenggarakan event-event Startup di Bali yaitu seperti StartUp Camp, Bali StartUp Expo dan Global Games Jam. (kmb/balipost)
mimpi besar semau maunya saja, kacau balau..lebih besar pasak dari tiang atau menggantang asap.