Ilustrasi. (BP/Dokumen)
DENPASAR, BALIPOST.com – Seorang bayi, Davina Kusuma Paramitha, dirawat di RSUP Sanglah sejak Rabu (13/9). Hingga kini, Davina masih dirawat di Ruang Nusa Indah, RSUP Sanglah. Davina yang berusia dua bulan tersebut datang dengan keluhan sesak nafas, panas selama dua hari, dan batuk.

Ayah Davina, Putu Laba Yasa (25) asal Banjar Minggir, Desa Batununggul, Nusa Penida, Klungkung, Sabtu (16/9) mengatakan selain Davina terdapat tiga orang lagi yang menderita gejala sama, bahkan satu diantaranya meninggal. Sedangkan dua korban lainnya telah sembuh.

Menurut Laba, ia memang memelihara ayam. Namun secara bertahap ayamnya mati mendadak. Kejadian ayam mati mendadak telah terjadi sejak sebulan lalu. Ayam-ayam tersebut kemudian langsung ditanam. Tak hanya ayam miliknya, ayam tetangganya juga banyak yang mati.

Baca juga:  Naik Lagi, Tambahan Kasus COVID-19 Nasional di Atas 6.000

Ia memperkirakan jumlahnya mencapai ratusan ekor di wilayahnya. Hingga saat ini belum ada dari pihak manapun yang melakukan pengecekan di wilayahnya atau menyemprotkan cairan desinfektan.

Ia mengaku tidak tahu soal kematian warga Nusa Penida yang positif flu burung. Berdasarkan kabar yang ia dengar, korban meninggal berasal dari Desa Semaya dan Desa Suana. Jaraknya 15 km dari Desa Batununggul.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM menyampaikan hasil Litbangkes korban suspect flu burung yang keempat, Davina, negatif. “Hanya kasus yang pertama yang positif, yang lainnya negatif,” ujarnya.

Baca juga:  Pembiayaan Infrastruktur KPBU Capai Rp 170,26 Triliun

Korban yang positif flu burung juga dikatakan tidak ada riwayat pergi ke luar kota atau ke luar negeri.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Drh. IKG Nata Kesuma, MMA., menjelaskan, pihaknya pada 11 September melakukan investigasi ke lokasi kasus. Terdapat 2.000-an unggas yang mati mendadak di daerah tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomis (PA) tidak ditemukan perubahan yang menciri mengarah Avian Influenza (AI) atau flu burung. Namun hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode PCR yang dilakukan BBVet Denpasar menunjukkan positif AI (H5). Dilanjutkan dengan isolasi virus sedang dalam pengujian.

Baca juga:  Tiga Ratus Penari Inti Rejang Ratu Segara Dipasupati

Selain melakukan edukasi kepada masyarakat, pihaknya juga melakukan pengambilan sampel serum darah, swab trachea dan kloaka. Selain itu, pihaknya melakukan spraying (penyemprotan) di semua wilayah di Bali dan pasar unggas, pengawasan terhadap lalu lintas unggas, dll. “Semua kabupaten sudah melakukan tidakan pencegahan,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *