Prof. Wiku Adisasmito. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah mampu dikendalikan. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator, salah satunya kasus aktif turun hingga 1 persen.

Persentase kesembuhan sudah melebihi 95 persen. Perbaikan juga terlihat pada angka positivity rate sebesar 2,48 persen.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan bahwa angka kesembuhan harian terus meningkat hampir 5 kali lipat dari kasus positif. Hal ini tercapai pada 13 September 2021 dengan rinciannya, angka kesembuhan 12.474 kasus dan kasus positif 2.277 kasus.

Pencapaian saat ini menurutnya patut diapresiasi semua pihak. Mengingat Indonesia pernah mencapai lonjakan pada bulan Juli 2022, dengan penambahan kasus poitif mencapai 56 ribu kasus per hari. Dan jumlah kasus aktif terus meningkat hingga menyentuh angka 5% pada Juli 2021.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Nasional di Bawah 11.000

“Dengan perbaikan pada berbagai sektor, saat ini dapat dikatakan bahwa pandemi COVID-19 terkendali. Ini adalah pencapaian yang sangat baik dan buah kerja keras kita semua,” kata Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (21/9).

Perkembangan baik ini, terus dipertahankan pemerintah dengan berkomitmen meningkatkan jumlah testing di Indonesia. Sebagai gambaran, di minggu terakhir ini jumlah testing terus meningkat hingga 1 juta orang dari sebelumnya berkisar di angka 600 – 900 ribu per minggu.

Baca juga:  Cegah JE, LG Serahkan Perangkat Diagnostik

Meningkatnya angka testing ini menunjukkan orang yang terkonfirmasi positif rate hanya 2,48%. “Ini adalah positivity rate mingguan terendah sepanjang pandemi,” imbuh Wiku dalam rilisnya.

Namun, penting untuk dipahami bahwa adanya perbaikan utamanya pada kasus aktif mencapai 1% ini bukan untuk menjadi lengah. Karena jika berkaca pada beberapa negara lain yang sempat mengalami kasus aktif dibawah 1%, ternyata tetap mengalami lonjakan kasus baru-baru ini.

Baca juga:  DPR Diminta Tuntaskan RUU Kewirausahaan

Seperti Australia yang kasus aktifnya 0,26% pada 24 Mei kembali meningkat hingga 30 ribu kasus aktif per 9 September. Hal serupa juga di Selandia Baru dengan kasus aktif 0,6% per 1 Juni lalu kembali naik pada September mencapai 750 kasus aktif.

Adanya pengalaman kedua negara tetangga itu, menandakan bahwa perbaikan kasus COVID-19 harus terus dipertahankan dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena tidak ada jaminan bahwa keberhasilan penanganan Covid-19 saat ini akan bertahan seterusnya, jika tidak diimbangi upaya perbaikan yang konsisten dan terus menerus. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *