Doreen Vickers, 83 tahun, menunggu saat seorang tenaga kesehatan mengisi jarum suntik dengan dosis vaksis Oxford/AstraZeneca COVID-19 di Appleton Village Pharmacy, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Widnes, Inggris, Kamis (14/1/2021). (BP/Antara)

LONDON, BALIPOST.com – Inggris menyebut bahwa penularan COVID-19 saat ini tertinggi di kelompok anak-anak. Yaitu usia 12 hingga 15 tahun.

Penasihat senior masalah kesehatan Pemerintah Inggris Chris Whitty mengatakan pada Rabu (22/9), hampir semua anak yang tidak divaksin akan terinfeksi. Semua orang dalam kelompok usia 12-15 tahun di Inggris akan diberikan vaksin COVID-19 setelah Whitty dan rekan-rekannya mengatakan pekan lalu bahwa anak-anak akan mendapat manfaat dari berkurangnya gangguan terhadap pendidikan mereka.

“Pasti ada penularan substansial yang terjadi pada kelompok usia ini,” kata Whitty kepada anggota parlemen, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Dinkes Tabanan Keluarkan Imbauan Antisipasi Penyebaran COVID-19

“Faktanya, kelompok usia yang sedang kita bicarakan adalah kelompok di mana tingkat penularan tertinggi saat ini terjadi, sejauh yang kami tahu.”

Inggris mencatat 34.460 kasus COVID baru pada Rabu, dan rata-rata memiliki lebih dari 20.000 kasus harian baru sejak akhir Juni. Whitty mengatakan saran vaksin difokuskan pada manfaat bagi anak-anak, dan tidak dibuat untuk alasan politik atau untuk kepentingan orang dewasa yang lebih rentan.

Baca juga:  Gianyar Terima Tambahan Vaksin 870 vial

Ia mengatakan program vaksinasi tidak akan terlalu mengganggu sekolah dibandingkan jika anak-anak tertular COVID-19. “Sebagian besar anak-anak yang saat ini tidak terinfeksi COVID akan terkena virus tersebut,” katanya.

“Itu belum tentu dalam dua atau tiga bulan ke depan tetapi mereka akan terkena COVID cepat atau lambat karena ini sangat menular dan karena kekebalan berkurang, kita tidak akan melihat situasi di mana itu hanya berhenti pada titik tertentu,”

Baca juga:  Di Jembrana, Satu Lagi Pasien Positif COVID-19 Sembuh

Whitty mengatakan vaksin akan mengurangi risiko infeksi hingga 50 persen. Varian Delta yang lebih menular, sekarang dominan di Inggris, membuat pejabat kesehatan di seluruh dunia menilai kembali bagaimana pandemi dikelola, dan terutama dampak vaksin terhadap penularan.

“Kami tidak berpikir mungkin untuk menghentikan penularan sepenuhnya,” Wei Shen Lim, ketua Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi COVID-19,” katanya kepada anggota parlemen.

“Itu tidak berarti bahwa tidak akan ada dampak pada penularan.” (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *