besakih
Bendesa Adat Besakih, Jero Mangku Widiartha. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Aktivitas Gunung Agung terus menunjukkan peningkatan. Ini membuat masyarakat harus waspada. Melihat keresahan di tengah warga khususnya warga di kaki Gunung Agung, Desa Adat Besakih juga mengambil langkah-langkah. Selain mensosialisasikan kepada masyarakat, Desa Besakih juga akan menggelar ritual Bakti Panglempana, yang bermakna sebagai upacara peneduh. Memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi agar Gunung Agung tidak meletus lagi.

Ritual ini sebagai bentuk kegiatan pangrastiti, yang akan dilaksanakan pada Rabu (20/9), bertepatan dengan Tilem Sasih Ketiga. “Upacara bakti panglempana ini, juga bertepatan dengan pelaksanaan Upacara Aci Pengurip Bhumi di Pura Ulun Kukul, Besakih,” kata Bendesa Adat Besakih, Jero Mangku Widiartha, saat dihubungi Senin (18/9).

Baca juga:  Gubernur Koster dan BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Beasiswa ke 1.778 Anak

Lokasi pelaksanaan upacara panglempana ini akan dipusatkan di enam titik, yaitu di Pura Dalem Puri, Pura Bangun Sakti, Pura Goa Raja, Pura Basukian, Pura penataran Agung dan Pura Pangubengan. Ritual ini melibatkan seluruh Krama Desa Adat Besakih. “Rencananya ibu bupati dan bapak wakil bupati serta pejabat terkait juga akan hadir. Kita berdoa sama-sama agar bencana yang kita takutkan tidak akan pernah terjadi,” tegasnya.

Disinggung mengenai ancaman bencana, dia menegaskan berdasarkan pengalaman yang bersifat tradisi dalam masyarakat Besakih, ada tanda-tanda khusus bila Gunung Agung memang akan meletus. Sesuai penuturan para tetua yang sudah pernah mengalami bencana Gunung Agung meletus, biasanya didahului tanda-tanda layunya pepohonan di area lereng gunung, turunnya binatang-binatang yang ada di hutan Gunung Agung ke tegalan atau kebun masyarakat yang ada di seputar dekat lereng gunung.

Baca juga:  Tahun Ini, Pasar Pula Kerthi akan Direvitalisasi

Sedangkan, hingga saat ini, tanda-tanda itu belum terlihat. Sehingga suasana di lingkungan masyarakat Besakih sampai saat ini masih tenang. Masyarakat tidak menunjukkan rasa kehawatiran yang berlebihan serta masih melakukan aktivitas seperti biasa.

Dia juga mengaku masyarakat di sekitar Besakih sangat terganggu dengan beredarnya informasi yang tidak benar. Hoax itu beredar luas seolah-olah Gunung Agung akan meletus, sehingga warga diminta segera mengungsi. Publik menerima informasi itu setelah tersebar luas informasi hoax di media sosial. Sehingga, pihaknya sependapat informasi resmi mengenai status aktivitas Gunung Agung harus satu pintu.

Baca juga:  Realisasi Anggaran Penanganan COVID-19 di Bali, Ada Hampir 50 Persen hingga 0 Persen

Terkait hal itu, sesuai dengan hasil pengamatan aktivitas Gunung Agung dari KESDM Badan Geologi PVMBG, Pos Pengamatan Rendang, kesimpulannya tingkat aktivitas Gunung Agung masih masuk kategori level II atau waspada. Sehingga, rekomendasi yang benar itu bagi masyarakat/pengunjung tidak dibolehkan melakukan aktivitas di seluruh area dalam radius 3 km dari kawah Gunung Agung. Dengan demikian, kondisi Besakih masih terbilang aman. “Maka, jangan kawatir untuk datang berkunjung ke Besakih,” pungkasnya. (bagiarta/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *