YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Salah satu sektor yang dinilai mampu beradaptasi dan bertahan di tengah pandemi COVID-19 saat ini adalah industri kerajinan dan batik di Tanah Air. “Sektor ini bahkan dinilai mampu mendukung pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor Industri Kecil Menengah (IKM),” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita ketika membuka acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional (HBN) Tahun 2021 secara hibrid di Yogyakarta, Rabu (6/10).
Menurut Menperin, hal itu tercermin dari kontribusi industri batik terhadap devisa melalui capaian ekspor sepanjang tahun 2020 yang mencapai 532,7 juta dolar AS, dan pada periode triwulan pertama tahun 2021 nilai ekspor produk batik mencapai 157,8 juta dolar AS.
Menperin dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari kantor berita Antara, mengatakan bahwa sinergi dan inovasi merupakan strategi yang terbukti berhasil membantu IKM dalam menghadapi kontraksi ekonomi akibat pandemi, karena itu pihaknya terus mendorong para pelaku IKM batik Tanah Air terus berinovasi membuat produk sesuai preferensi pasar.
Selain itu, lanjut dia, cepat melakukan diversifikasi produk dan memperkuat sinergi antar-stakeholder, termasuk di dalamnya Yayasan Batik Indonesia (YBI), Dewan Kerajinan Nasional) Dekranas, dan asosiasi yang membidangi batik dan kerajinan lainnya.
Sementara itu Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan tema HBN tahun 2021 “Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi” sangat relevan dengan kondisi yang dialami industri batik saat ini.
Menurut dia, rangkaian kegiatan HBN 2021 terdiri dari beberapa kegiatan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB), Pengumuman dan Fasilitasi Bahan Produksi Tenant Innovating Jogja 2021, Workshop Batik bersama penyandang disabilitas di DIY, dan acara Ngoppi (Ngobrol Pagi Penuh Inspirasi) secara daring dari September – November.
Tujuan penyelenggaraan SNIKB sebagai wadah bagi para peneliti, perekayasa, pelaku industri serta akademisi untuk mempublikasikan hasil penelitian terkait bidang kerajinan dan batik, serta penyediaan forum diskusi bagi seluruh pemangku kepentingan industri kerajinan dan batik.
Sementara kegiatan Innovating Jogja merupakan agenda tahunan BSKJI melalui kerja sama Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Sekretariat BKSJI, serta Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) ,dalam mendukung tumbuhnya wirausaha industri baru yang inovasi bidang kerajinan dan batik.
Sedangkan kegiatan Workshop Batik bagi disabilitas pada 6 Oktober 2021 dengan 100 peserta dari empat kabupaten/kota di DIY ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan batik, dan memberikan edukasi kepada masyarakat dengan kebutuhan khusus atau penyandang disabilitas.
Kemudian acara Ngoppi dengan berbagai tema yang relevan terkait batik dengan narasumber dari perguruan tinggi, asosiasi dan Museum Batik Indonesia bertujuan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan, serta menggali berbagai masukan dari masyarakat khususnya industri guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta inovasi produk. “Kami berharap rangkaian Kegiatan Peringatan Hari Batik Nasional 2021 ini dapat terus mendukung pelestarian batik sebagai budaya yang merupakan akar tumbuh industri kerajinan dan batik yang sudah berkembang di seluruh Indonesia saat ini,” kata Doddy. (Kmb/Balipost)