Agung Putu Darma. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Selama masa pandemi COVID-19, sektor pariwisata sangat terpuruk. Hal ini berimbas pada keberlangsungan pembayaran iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurut Deputi Direksi Wilayah Bali, NTT dan NTB, Agung Putu Darma, terimbasnya keberlangsungan JKN di Bali sebagian besar ada di Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Karena, ada banyak badan usaha yang menghentikan usahanya, terutama di sektor pariwisata. “Kami juga memaklumi. Tapi trennya memang tidak drop sekali seperti di jawa, katanya.

Ia mengutarakan rata-rata sektor hotel dan pariwisata terutama di daerah Badung yang tersendat. Namun untuk di daerah Denpasar, geliat ekonomi masih bagus. “Apalagi di desa-desa pertanian masih jalan,” ujarmya dalam kegiatan sosialisasi BPJS Kesehatan, Kamis (07/10) di Kuta.

Baca juga:  Dukung Gerakan Masyarakat Sehat, BPJS Kesehatan Tetapkan Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks

Ia pun berharap dengan akan dibukanya pariwisata internasional, ekonomi bisa bangkit lagi. Saat ini untuk di Bali, dengan jumlah penduduk 4.273.992 jiwa, total ada sebanyak 3.962.235 yang menggunakan JKN, atau total 92,71 persen.

Sementara yang belum masuk JKN sebanyak 311.757 atau sebesar 7,29 persen. Lebih lanjut untuk cakupan kepesertaan di Bali Nusra, ada sebanyak 13 juta jiwa,.dari total 15 juta jiwa. Artinya  sudah 85,80 persen penduduk sudah memiliki jaminan kesehatan.

Baca juga:  Denfest 2023 Bukukan Omzet Hampir Rp5 Miliar

Meski dalam kondisi pandemi, sebagai upaya dalam peningkatan kualitas layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan meluncurkan nomor layanan Care Center 165. Berbagai inovasi layanan diluncurkan BPJS Kesehatan untuk memudahkan peserta dalam mengakses layanan Program JKN-KIS.

Selain itu BPJS Kesehatan juga telah menyediakan Pelayanan Tatap Muka dan Pelayanan Non Tatap Muka.

Menurut Asisten Deputi Bidang PKKC, Nyoman Wiwiek Yuliadewi, dari data yang ada, pada 2019 saja, ada sebanyak 1,7 juta yang mengakses layanan Care Center 165 milik BPJS Kesehatan. Kemudian selama pandemi di 2020, masyarakat yang mengakses meningkat menjadi 10,5 juta.

Baca juga:  Warek Undiksha Rasakan Manfaat BPJS Kesehatan

Jumlah ini, kata dia, kembali meningkat sebanyak 13 juta tahun 2021 yang mengakses care center. “Ini dia menjadi salah satu akses yang bisa menjadi alternatif selain peserta bisa datang ke kantor cabang. Pandemi ini benar-benar mengubah paradigma semua termasuk peserta JKN. Peserta tidak perlu datang ke kantor cabang, namu  tetap mendapat pelayanan,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN