BANGLI, BALIPOST.com – Tingkat keterisian tempat isolasi terpusat (isoter) di Kabupaten Bangli terus menurun. Bahkan dalam beberapa hari terakhir tercatat nihil orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) COVID-19. Ada rencana tempat isolasi itu ditutup.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bangli I Ketut Gede Wiredana, Senin (11/10) mengungkapkan isoter yang ada di gedung Diklat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali tersebut sudah nihil pasien sejak tiga hari terakhir. Hal itu seiring menurunnya kasus harian COVID di Bangli.
Karena sudah kosong dan kasus harian juga sudah mulai melandai, ada rencana tempat isoter berkapasitas 120-an tempat tidur itu ditutup. Namun untuk memutuskan itu, pihaknya mengaku harus melapor ke bupati selaku ketua gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Kabupaten Bangli. “Ini baru rencana. Kami akan lapor ke Bupati dulu,” kata Wiredana.
Sejak dimulainya Isoter pada Juli, ungkap Wiredana, Pemkab Bangli sudah mengeluarkan sejumlah anggaran. Diantaranya untuk membiayai kebutuhan makan minum pasien dan petugas, pengadaan APD dan kebutuhan lainnya di tempat isoter.
Hanya saja mengenai berapa total biaya yang sudah dihabiskan tidak disebutkan. “Belum kami cek,” ujarnya.
Selama beroperasi, Gugus Tugas juga melibatkan banyak tenaga untuk berjaga. Setiap harinya tempat isoter dijaga beberapa petugas dari dinas kesehatan, BPBD, Satpol PP, TNI, polri dan dari relawan PMI.
Penjagaan dilakukan dengan shift. Meski sekarang tempat isoter nihil pasien, namun penjagaan masih tetap dilakukan.
Pejabat asal Desa Tamanbali, Bangli itu mengatakan jika nantinya setelah ditutup, terdapat kasus OTG-GR COVID yang butuh tempat isoter, akan diarahkan untuk menjalani isolasi di desa. Menurutnya pelaksanaan isolasi di desa selama ini sudah cukup berhasil dan efektif.
Ia juga menyebut sudah ada beberapa tempat lain yang disediakan sebagai tempat isolasi. Diantaranya rumah jabatan Kapolsek Bangli dan Susut, Rumah Dinas Kodim serta Gedung SKB di Kayuambua. “Kalau nanti kasus kembali membludak, mungkin kami arahkan ke SKB. Hanya saja fasilitasnya belum begitu lengkap. Itu sebagai cadangan saja,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)