Proyek penataan besakih. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Proyek infrastruktur penataan Kawasan Pura Agung Besakih telah dimulai beberapa waktu lalu. Proyek yang menelan anggaran kurang lebih Rp 900 miliar itu dipastikan memakan waktu yang panjang.

Selama proyek berlangsung, warga berharap tidak memakai laser untuk mencegah turun hujan.

Salah seorang warga, Ni Nyoman Ladi, mengatakan, setiap proyek besar dan proses pengerjaannya memakan waktu cukup lama biasanya rentan memakai laser untuk mengantisipasi turunnya hujan. “Saya berharap proyek tidak memakai laser. Bukan saya saja berharap seperti itu, tapi warga lainnya juga menyampaikan hal sama. Sebab, bila memakai laser, maka itu akan dapat memicu terjadinya kekeringan lahan di wilayah ini,” ucapnya.

Baca juga:  Ikuti Pengundian, Ini Nomor Urut Paket Dana-Dipa

Menurut Ladi, jika selama pelaksaaan terus menggunakan laser, para petani khawatir komoditi yang dikembangkan akan mati karena tidak mendapatkan air hujan. Kondisi itu, jelas membuat petani bakal merugi. “Jika terus menerus dilaser, pasti tanaman akan kering dan mati akibat jarang dapat air hujan. Jadi, saya berharap supaya tidak dilaser,” harap warga.

Sementara itu, Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, tak menampik kalau dirinya telah mendengar informasi itu di masyarakat. Dirinya juga sepakat bila proyek nanti tidak terus menerus memakai laser. “Kalau kaitan penataan di Besakih, kami berkeyakinan ida hyang widhi wase pasti akan memberikan jalan yang terbaik selama proses pembanguan. Dan kami juga berharap jangan sampai memakai laser. Itu merupakan usul saran dari kami,” jelas Widiartha. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Penataan Kawasan Besakih, Sejumlah Warga Belum Dapat Ganti Rugi
BAGIKAN