Luhut B. Pandjaitan. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Natal dan Tahun Baru (nataru) dinilai bisa menyebabkan gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Indonesia. Bahkan, peringatan soal ini sudah berulangkali diutarakan Satgas Penanganan COVID-19 Nasional agar masyarakat waspada dan tetap berhati-hati.

Dalam upaya mengantisipasi gelombang ketiga setelah Nataru ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, dalam keterangan virtual usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Senin (18/10), mengatakan berbagai langkah tengah disiapkan. Salah satunya menjajaki sejumlah alternatif obat anti COVID-19.

“Saya saat ini bersama Menteri Kesehatan sedang berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan Merck mengenai Molnupiravir yang nanti akan dijelaskan lebih detil oleh Menkes. Selain itu ada obat proxalutamide yang sedang dalam tahap uji coba klinis di Indonesia,” jelasnya dalam keterangan yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga:  Dibanding Sehari Sebelumnya, Korban Jiwa COVID-19 Bali Tambah Lebih Banyak

Ia pun menegaskan pertemuan dengan pabrik pembuat obat antivirus corona ini akan menjajaki juga penawaran terkait investasi di Indonesia. “Kita akan minta pabriknya dibuat di Indonesia. Dari apa yang kami lihat, peluang itu sangat ada,” katanya optimis.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia sedang menjajaki obat-obatan antivirus Covid-19 yang ramai dibicarakan di media massa. Obat tersebut adalah Molnuvirapir, AT-257 dan proxalutamide.

“Obat-obatan yang menjanjikan terus kita monitor perkembangannya. Obat-obatan ini sudah masuk uji klinis tahap tiga. Kita menawarkan diri agar uji klinisnya dilakukan di Indonesia sehingga kita tahu kecocokannya dengan masyarakat,” ujar Budi.

PeduliLindungi

Selain itu, Luhut yang merupakan Koordinator PPKM Jawa-Bali ini mengatakan pemerintah akan mendorong penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Juga memperluas jangkauan vaksinasi dengan memobilisasi vaksinator ke tempat-tempat yang masih kurang capaian vaksinasinya, seperti di Bogor dan Tangerang.

Baca juga:  Alami Peningkatan 80 Ribuan Kasus COVID-19 Sehari, Prancis Batalkan Konser dan Pesta Kembang Api

Ia juga mengingatkan agar terus berhati-hati dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab, ada anak-anak yang belum memperoleh vaksinasi berpotensi tertular COVID-19. Kondisi ini terjadi di sejumlah negara, seperti Israel yang kasus COVID-19 muncul lagi dari anak-anak sekolah.

Di akhir ratas, lanjutnya, Presiden mengingatkan agar betul-betul berhati-hati dalam menyiapkan langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat Natal dan Tahun Baru.

“Kalau ini terjadi, saya kira kita akan bisa bagus. Dan kalau kita bisa melampaui Nataru ini dengan baik, pada Januari saya pikir kita akan masuk pada endemi, karena pada saat waktu itu saya kira sudah kita harapkan terdapat obat antivirus ini. Saya yakin kita semua sudah lelah berhadapan dengan pandemi COVID-19, namun melihat berbagai perkembangan yang ada dan kepemimpinan Presiden Jokowi, saya yakin kita akan mampu segera mengatasi dan keluar dari pandemi COVID-19 sebagai bangsa dan negara yang lebih kuat,” tegasnya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Tunjukan Kenaikan, Bali Masih 1 Digit

Ia mengatakan keberhasilan mengendalikan varian Delta, menegaskan Indonesia bisa mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan ke depan jika melakukannya secara kompak. “Saya sekali lagi mengajak saudara-saudara semua, saling bahu membahu agar COVID-19 tidak kembali melonjak. Tetap gunakan masker, ajak saudara, keluarga, dan teman-teman yang belum divaksin untuk segera divaksin. Dan jangan lupa untuk terus disiplin menggunakan PeduliLindungi,” ajaknya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN