Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (22/10/2021). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Produksi biodiesel dalam negeri akan mengurangi impor solar sehingga bisa menghemat devisa hingga Rp56 triliun pada 2021. Hal itu disebutkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini, dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis, sehingga ini catatan saya di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun, diperkirakan di 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun,” kata Presiden Jokowi, dalam peresmian pabrik biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, di kutip dari kantor berita Antara, Kamis (21/10).

Biodiesel merupakan salah satu produk turunan hasil pengolahan bahan baku minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Produksi CPO di Indonesia yang begitu melimpah, diharapkan Presiden Jokowi dapat diolah, salah satunya menjadi biodiesel sehingga Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi dengan menekan impor bahan bakar. Potensi produksi CPO di Indonesia, kata Presiden, mencapai 52 juta ton per tahun.

Baca juga:  Presiden Bagi Sembako, Warga Tampaksiring Ngaku Terharu dan Bangga

Proses hilirisasi CPO ke biodiesel juga akan membutuhkan pemasok dan industri lain sehingga akan membuka banyak lapangan kerja. Presiden menekankan pembukaan lapangan kerja dalam hilirisasi sumber daya alam (SDA) merupakan tujuan penting untuk menciptakan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

“Dan yang paling penting menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak. Ini yang ditunggu masyarakat. Membangun smelter, membuka lapangan pekerjaan. Membangun biodiesel, membuka lapangan pekerjaan,” kata Presiden.

Produksi biodiesel di dalam negeri juga diharapkan mampu menjaga stabilitas harga CPO di pasat global. Hal itu karena produksi CPO asal Indonesia tidak langsung serta merta diekspor. Indonesia memilki banyak opsi untuk mengoptimalkan kontribusi CPO bagi kepentingan ekonomi nasional. “Kita punya alternatif dan opsi-opsi itu. Memastikan stabilitas permintaan, dan permintaan petani sawit dan memberi efek pada kesejahteraan masyarakat seara luas,” kata Presiden Jokowi.

Baca juga:  Vital, Peran Humas Jembatani Komunikasi Pemerintah dengan Masyarakat

Presiden Jokowi mengapresiasi PT Jhonlin Group yang telah membangun pabrik biodiesel untuk melakukan hilirisasi industri CPO ke biodiesel. Pabrik biodiesel di Tanah Bumbu yang diresmikan Presiden merupakan milik PT Jhonlin Agro Raya.

Selain pengolahan komoditas mentah CPO, Presiden menyebut pemerintah juga telah mendorong pembangunan instalasi pemurnian dan pengolahan (smelter) untuk komoditas mentah lainnya yang memiliki jumlah melimpah di Indonesia, seperti nikel dan tembaga. Bijih nikel dapat diolah di Indonesia untuk menjadi baterai litium dan komponen lainnya untuk produk otomotif dan juga mobil listrik.

Baca juga:  PPKM Dicabut, Aktivitas Perdagangan Semakin Marak

Pemerintah juga telah memulai pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, dengan kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat per tahun dengan kemampuan produksi 600 ribu ton tembaga. “Ini terus menerus akan kita dorong agar perusahaan-perusahaan di dalam negeri semuanya mengolah dari raw material menjadi barang setengah jadi atau barang jadi,” ujar Presiden Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian kali ini adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *