NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah warga di Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara memprotes aktivitas pabrik pengolahan serabut kelapa di sekitar banjar tersebut. Protes itu berkaitan dengan limbah atau polusi dampak aktivitas pabrik.
Pihak Desa Pengambengan, Selasa (2/11) memediasi warga berkaitan dengan permasalahan tersebut. Hadir sekitar 10 orang perwakilan warga, pemilik dan pengelola pabrik, Perbekel, Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Salah seorang warga, Pak Cik, menyebutkan warga sudah sering menyampaikan keluhan ke pabrik. Baik itu soal lalu lalang kendaraan angkutan dari pabrik, limbah air yang meluber ke jalan dan sawah, hingga soal debu pabrik. “Kami sudah sering sampaikan, berulangkali. Apakah ini sampai ke Pak Robert (pemilik pabrik) atau tidak, karena tidak pernah ditanggapi. Kalau saja langsung ditanggapi dan ada solusi, tidak sampai kesini (kantor desa),” kata dia.
Yang paling membuat warga emosi adalah lalu lalang truk dari pabrik. Sudah berulangkali warga diserempet truk. Dengan jalan yang sempit, dan kendaraan berderet sampai tiga truk. Warga sampai jatuh ke luar jalan. “Bahkan tadi pagi warga sudah banyak mau ke sini (kantor desa), tapi kami minta jangan dan cukup perwakilan menyampaikan keluhan ini,” tambah dia.
Warga lain, H. Jailimi berharap ada penanganan terkait air limbah dari pabrik yang meluber keluar sampai ke jalan. Ia menilai pihak pabrik membuatkan senderan dan saluran air sehingga tidak meluber.
Selain itu juga warga mempertanyakan terkait realisasi kesepakatan awal dengan warga saat pabrik berdiri. Salah satunya pengelolaan lingkungan sekitar.
Terkait hal itu, Robert, pemilik pabrik meminta maaf dan akan menindaklanjuti sesuai kemampuan. Baik itu terkait keluhan soal kendaraan dan air yang meluber ke jalan. “Kami minta maaf karena dari janji kami belum bisa semua terpenuhi. Tapi kami berusaha, terutama terkait pengelolaan limbah air,” ujarnya.
Kepala Desa Pengambengan, Kamaruzzaman, mengatakan mediasi ini untuk mencari titik temu permasalahan antara warga dan pabrik. “Bagaimana kita mencari solusi dan tadi sudah saling memaafkan serta ada titik temu. Desa mengharapkan agar warga guyub rukun aman dan kondusif,” ujar mantan Kepala Dusun ini.
Menurutnya setelah ada pertemuan ini, akan ditindaklanjuti lagi dengan pertemuan selanjutnya. Untuk memenuhi keinginan warga dan operasional pabrik bisa berjalan. (Surya Dharma/balipost)