Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ajang Best Tourism Villages 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) akan diikuti oleh tiga desa wisata dari Indonesia. Diantaranya, Desa Wisata Nglanggeran di Gunung Kidul, DIY Yogyakarta, Desa Wisata Tetebatu di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dan Desa Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tiga desa yang berhasil mewakili Indonesia dalam ajang tersebut. “Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” kata dia, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (2/10).

Baca juga:  As Pendek Patah, Truk Terguling di Culali

Ketiga desa dari Indonesia akan bersaing antara lain dengan Murcia dari Spanyol, Alonissos, Westerb Samos, serta Soufli yang mewakili Yunani, dan desa wisata dari berbagai negara di Asia Tenggara.

Lomba desa bertaraf internasional ini dinilai memberikan kebanggaan tersendiri untuk Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah global.

UNWTO akan mengakui dari berbagai desa di seluruh dunia yang paling berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya serta pembangunan berkelanjutan melalui pariwisata. Organisasi ini menawarkan kepada negara-negara anggotanya untuk berpartisipasi dengan mengirimkan maksimal tiga desa wisata di tahun 2021.

Baca juga:  Bunga Gumitir Maskot Kabupaten Bangli

Keunggulan dari ketiga desa wisata Indonesia yang mengikuti UNWTO, antara lain untuk Desa Nglanggeran berada di kawasan Gunung Api Purba yang menjadi bagian dari Geopark Gunung Sewu. Wisatawan dapat tracking (berjalan panjang) dengan menaiki 100 anak tangga agar dapat melihat gunung api purba yang membentang luas.

Untuk Desa Wisata Tetebatu yang berada di kawasan lembah Gunung Rinjani, wisatawan dapat melihat pemandangan gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani dari desa tersebut.
Di sana, terdapat pula air terjun Sarang Walet atau Bat Cave dan air terjun Kokok Duren. Kemudian, wisatawan juga bisa mengunjungi Hutan Monyet dengan melihat monyet hitam endemik asli Tetebatu.

Baca juga:  Kemenpar akan Kupas Tuntas Homestay Desa Wisata dalam Rakornas 18-19 Mei 2017

Sementara Desa Wae Rebo, berada di atas ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau berada di atas gunung. Para wisatawan perlu tracking dengan menyusuri jalan setapak, membelah hutan, melewati sungai sejauh 6 kilometer, dan mendaki hingga mencapai desa tersebut. Dengan eksotisme alam dan budaya Desa Wae Rebo, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) memberikan pengakuan kepada desa tersebut sebagai warisan budaya dunia pada Agustus 2012 yang lalu. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *