TABANAN, BALIPOST.com – Semangat dan dukungan gerakan mengharmonikan alam Bali dengan mulai kembali merefleksikan “Darma Pemaculan” mengarah pada pertanian berbasis organik juga ikut disuarakan para petani di Kecamatan Pupuan, Tabanan. Apalagi Pupuan dikenal dengan sentra kopi dan buah-buahan, seperti durian dan manggis.
Yang tentunya ke depan diharapkan dengan sistem pertanian organik dapat menghasilkan komoditas pertanian yang unggul dan sehat untuk dikonsumsi, tanpa harus merusak bumi pertiwi. Dukungan gerakan ini disampaikan sejumlah petani, saat pelatihan dan sosialisasi kedaulatan pangan beras dalam mewujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, di kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pupuan, Rabu (11/3).
Sejumlah petani di Kecamatan Pupuan diberikan pengenalan langsung tentang pertanian Biodinamik (BD) 500. Sistem pertanian organik ini merupakan pertanian organik plus yang sepenuhnya memanfaatkan unsur-unsur biologis atau mikroorganisme yang ada dalam tanah supaya menerima energi dari alam semesta.
Camat Pupuan, I Putu Gede Wirawan yang turut hadir dalam pelatihan pertanian biodinamik sangat menyambut baik kegiatan yang digelar Yayasan Darma Naradha, karena sejalan dengan visi Gubernur Bali termasuk juga visi Kabupaten Tabanan, yakni bagaimana mewujudkan alam Bali yang harmoni dan sehat.
“Sudah saatnya kita harus memulai organik dengan menggali ajaran-ajaran leluhur yang luar biasa dan sama sekali belum kita kenal. Seperti biodinamik ini nantinya petani tidak akan tergantung dari luar karena disekitar kita banyak hal-hal yang sepele, yang sepertinya sampah tidak berguna bisa kita manfaatkan. Pertanian organik kita harus kembali lagi karena sekian puluh tahun dininabobokan oleh yang bersifat kimia atau bersifat praktis yang justru merusak ekosistem tidak hanya yang kelihatan termasuk atmosfer alam juga tidak bagus,” ucapnya.
Pejabat asal Sempidi Badung ini pun mengaku dirinya juga getol dengan organik sejak tiga tahun lalu. Bahkan dengan sistem pertanian organik plus, Biodinamik (BD) 500 yang dikenalkan kali ini, Pupuan siap mengarah pada pertanian dengan sistem organik yang juga ikut mendukung gerakan mengharmonikan alam Bali. “Dengan sistem organik tentunya bisa menekan biaya produksi, termasuk bahan dan cara pembuatannya juga sangat mudah, ini akan terus kita gaungkan, namun memang melatih mindshet petani perlu waktu dan bertahap,” terangnya.
Komitmen menghijaukan kembali alam Bali dengan pertanian organik juga disampaikan Pekaseh Subak Tibu Dalem, I Wayan Sujaya dan Pekaseh Dayang Pujungan I Putu Sudana. Meski mengaku, baru pertama kalinya mengenal dan mengetahui apa itu biodinamik (BD) 500, keduanya mulai tertarik untuk mencoba membuat dan mengimplementasikan ke lahan pertanian mereka.
Selain tidak perlu biaya, untuk bahan mudah didapat di wilayah Pupuan. “Saya tertarik belajar sistem organik dengan biodinamik ini, apalagi di musim ‘gerit’ tentunya akan lebih hemat daripada harus membeli pupuk kimia yang cukup mahal harganya, apalagi bahannya cukup mudah didapat disekitaran sini, dan kami dibawah komitmen mendukung program pemerintah menghijaukan Pulau Bali dengan organik,” ucap Sujaya.
Terkait dengan potensi pertanian di Pupuan, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subur mengatakan, potensi tanaman hortikultura di Pupuan masih sangat menjanjikan dan dirasa cocok untuk penerapan sistem organik. Mengingat komoditi yang dihasilkan selama ini, khususnya buah-buahan sangat digemari oleh masyarakat seperti durian dan manggis.
Jika diterapkan secara organik sebagai media tanam di lapangan akan menghasilkan buah yang sehat dan tidak terkontaminasi dengan residu racun kimiawi. Sebab itu pihaknya, sangat mengapresiasi dan mendorong kegiatan pelatihan Biodinamik agar semakin banyak kalangan yang memperhatikan petani dalam mengelola lahan usaha tani sesuai dengan potensi daerah masing-masing, sehingga hasil pertanian yang diproduksi menjadi berkualitas. Dan, ketika hasil yang didapatkan petani sudah berkualitas, maka secara tidak langsung akan mampu menopang bagi pendapatan petani nantinya.
“Kami sangat mendorong sekali kegiatan seperti ini agar semakin banyak yang diajak untuk mengarahkan petani dalam mengelola lahan usaha taninya sesuai dengan potensi yang ada, semakin baik dan bagus. Apalagi ini merupakan kegiatan yadnya, sembari berbuat untuk memelihara tanaman buah-buahan juga sembari beryadnya,”ucapnya.
Ia menambahkan pelatihan yang digelar kali ini paling tidak dapat membantu merubah mindset petani untuk kembali mengarah ke organik. (Puspawati/balipost)