DENPASAR, BALIPOST.com – Seribuan siswa di Denpasar, dari jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP, akan menjalani tes PCR setelah sebulan menggelar pembelajaran tatap muka. Pelaksanaan tes PCR untuk mencegah terjadinya kluster penyebaran COVID-19 saat PTM ini masih menunggu jadwal Kementerian Kesehatan.
Menurut Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Denpasar, A.A. Gede Wiratama, Kamis (4/11), pihaknya sudah mengirim data siswa dan sekolah yang akan menjalani sampling tes ini. Ia belum berani memastikan kapan dilakukan, karena harus mendapat jadwal dari Kemenkes. “Daftar siswa dan sekolah sudah kita kirim. Kini masih menunggu jawaban dari pusat,” ujar Wiratama.
Dikatakan, peserta yang melakukan tes ini sebanyak 1.470 siswa. Rinciannya, jenjang TK/PAUD akan diikuti oleh 230 siswa dari 23 TK/PAUD di Kota Denpasar. Masing-masing PAUD yang menjadi sampel tersebut diwakili oleh 10 orang siswa. “Untuk jenjang SD diikuti oleh 1.000 siswa dari 25 SD yang tersebar di empat kecamatan. Satu SD sampel diwakili oleh 40 orang siswa,” jelasnya.
Sementara itu, untuk jenjang SMP akan diwakili oleh 240 siswa dari 8 SMP. Setiap SMP sampel diwakili oleh 30 orang siswa. “Data yang akan dipakai sampel tersebut sudah kami kirim ke pusat. Sekarang tinggal menunggu info dari Kemenkes saja. Sementara untuk pengambilan sampel dilakukan petugas dari lab provinsi,” katanya.
Tak hanya siswa yang dites, guru maupun pegawai sekolah juga akan mengikuti tes serupa. Dimana, untuk guru dan pegawai yang akan dijadikan sampel dalam tes ini sebanyak 479 orang. Pada jenjang TK/PAUD diikuti oleh 69 orang dari 23 sekolah, dimana masing-masing sekolah ini diwakili oleh 3 orang guru dan pegawai. Untuk jenjang SD diikuti oleh 250 orang dari 25 sekolah, dimana masing-masing sekolah diwakili oleh 10 guru maupun pegawai.
Sedangkan untuk SMP akan dilakukan tes kepada 160 orang guru maupun pegawai dari 8 SMP baik swasta maupun negeri. Untuk satu SMP sampel, diwakili oleh 20 orang guru dan pegawai.
Sekolah yang dijadikan sampel ini harus merata, baik MTs, sekolah swasta, maupun sekolah negeri. “Misalnya untuk sampel sekolah di Denpasar Barat, semua harus ada perwakilannya, dari MTs ada, sekolah swasta, negeri harus masuk sebagai perwakilan,” katanya.
Wiratama mengatakan pelaksanaan tes secara acak ini dilakukan untuk menciptakan rasa nyaman bagi siswa maupun guru dan pegawai yang ikut PTM. Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya kluster PTM di sekolah. (Asmara Putera/balipost)