Duta Besar RI untuk Zimbabwe dan Zambia, Dewa M. Juniarta Sastrawan. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Zimbabwe dan Zambia menyelenggarakan kegiatan forum bisnis dengan tema “Meningkatkan Peluang Ekspor Dan Manufaktur di Zimbabwe dan Zambia”. Kegiatan ini digelar secara virtual pada pada Rabu (3/11).

Forum bisnis ini, dalam rilis yang diterima, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pada Trade Expo Indonesia-Digital Edition 2021 yang dijadwalkan berlangsung pada 21 Oktober hingga 4 November 2021 secara interaktif daring dan dilanjutkan secara showcase hingga 20 Desember 2021. “Forum bisnis menjadi salah satu upaya Kemendag dalam meningkatkan penetrasi pasar ke negara mitra dagang, seperti di kawasan Afrika. Diharapkan melalui kegiatan ini pelaku usaha Indonesia dapat memaksimal informasi yang diperoleh untuk menambah volume perdagangan,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi di tempat terpisah.

Duta Besar RI untuk Zimbabwe dan Zambia Dewa M. Juniarta Sastrawan dalam paparan
mengungkapkan, saat ini hubungan Indonesia dengan negara di kawasan Afrika terjalin dengan baik. Hal ini yang menjadi syarat untuk meningkatkan hubungan dagang atau kerja sama ekonomi bisa diterapkan. “Pada 2018, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menetapkan kemitraan baru dengan Afrika dengan mengadakan Indonesia Afrika Forum (IAF). Kerja sama ini kemudian difasilitasi dan didukung oleh Indonesian Agency for International Development (Indo AID)/Lembaga Pendanaan Kerja sama Pembangunan Internasional (LDKPI),” ujar Dubes Dewa.

Baca juga:  Dorong Kebangkitan Ekonomi dengan Perdagangan Internasional, BRI Gelar Hedging School 2021

Menurut Dubes Dewa, Afrika akan menjadi salah satu pusat ekonomi baru. Pada 2040, penduduk dunia yang tumbuh hanya di Afrika dan Asia Pasifik sehingga kedua wilayah tersebut diperkirakan menjadi pusat pertumbuhan dunia. “Dengan demikian, Afrika menjadi pasar yang dapat kita manfaatkan. Selain itu, perdagangan dengan negara kawasan Afrika terus meningkat, bahkan pada 2019 terjadi peningkatan hingga 200 persen,” ucapnya.

Ia menyampaikan, terkait Zimbabwe, Pemerintah negara ini mempunyai visi 2030 menjadi
negara berpenghasilan menengah atas. Hal ini didukung dengan strategi rencana pembangunan lima tahunan, pertama 2020—2025 dan kedua 2026—2030.

Baca juga:  Sepi Permintaan, Delapan IKM di Tabanan Ini Tak Lagi Layani Ekspor

Zimbabwe, lanjutnya, juga memiliki perencanaan ekonomi yang jelas melalui strategi pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang. “Hal ini menjadi kesempatan untuk perdagangan dan investasi. Dari beberapa strategi tersebut akan menjadi peluang ekspor komoditas untuk diproduksi di Zimbabwe. Misalnya minyak kelapa sawit Indonesia diolah menjadi minyak goreng di Zimbabwe, jelas Dewa Juniarta.

Dubes Dewa melanjutkan, untuk produk lainnya, khususnya produk jadi, Pemerintah Zimbabwe memberikan kebijakan baru, yaitu subsidi untuk para importir. Produk impor tersebut difasilitasi dengan tidak dikenakan bea masuk hingga produk tersebut terjual. “Ini memberikan dampak positif bagi perdagangan Indonesia. Kami terus mencoba untuk mempromosikan kepada pelaku usaha Indonesia memanfaatkan kesempatan ini,” paparnya.

Sementara untuk Zambia, Pemerintah negara ini berkomitmen dalam proses pemulihan ekonomi dan ini akan memberikan peluang juga bagi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga akan lebih diuntungkan dengan dengan adanya perjanjian Africa Continent Free Trade Agreement (ACFTA). Ditambahkannya, buyer Zimbabwe selalu berpartisipasi dalam TEI dari waktu ke waktu.

Baca juga:  Dibandingkan Periode Sama di Tahun Sebelumnya, Ekspor Alami Kenaikan di Desember 2022

Sebagian besar buyer tersebut telah melakukan kontak dengan pelaku usaha Indonesia. “Diharapkan buyer dapat melakukan kontak lebih jauh dengan pelaku usaha peserta TEI-DE. Kami akan selalu memfasilitasi pelaku usaha Indonesia, Zimbabwe, dan Zambia untuk meningkatkan volume perdagangan,” tutupnya.

Pada 2020, total perdagangan Indonesia dan Zimbabwe tercatat sebesar USD 60,28 juta. Dengan nilai ekspor Indonesia ke Zimbabwe tercatat sebesar USD 2,70 juta sementara impor Indonesia dari Zimbabwe tercatat sebesar USD 57,58 juta.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Zimbabwe yaitu minyak nabati dan fraksinya, produk kimia, produk kertas, karet, serta vaksin. Sementara impor Indonesia dari Zimbabwe adalah tembakau, logam paduan, katun, dan suku cadang mesin. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *