pasir
Pedagang pasir di Dusun Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangakan. Sejak Gunung Agung siaga, pasokan pasirnya turun drastis. (BP/sos)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pascastatus Gunung Agung, Karangasem level siaga dan kini sudah menginjak awas telah menyebabkan sebagian besar aktivitas penggalian pasir terhenti. Hal ini secara otomatis berdampak pada pasokan ke Kabupaten Klungkung turun drastis. Alhasil, lonjakan harga pun tak terhelakkan.

Produsen batako asal Desa Bumbungan, Made Pageh, Minggu (24/9) menuturkan sebelum gunung terbesar di Bali itu siaga, pasokan pasir berjalan normal. Demikian juga dengan harganya yang masih kisaran Rp 550 ribu per 4,7 kubik. Namun, kini kondisinya berbeda. Pasokan turun drastis dan harganya telah mencapai Rp 750 ribu. “Pasokan jauh berkurang. Harga melonjak,” tuturnya.

Situasi demikian menjadi ancaman untuk usahanya. Supaya tak merugi, harga batako terpaksa dinaikkan, dari Rp 2.300 menjadi Rp 2.500 per buah. “Kalau tidak seperti itu, bisa merugi,” ucapnya.

Baca juga:  Cegah Kebakaran di Gunung Agung, Pemedek Diimbau Tak Merokok dan Buat Api Unggun

Hal serupa juga disampaikan kontraktor, I Nengah Sudiartana. Harga pasir yang sebelumnya Rp 1 juta menjadi Rp 2,5 juta per truk. Bahkan, ini sangat sulit di dapatkan. Pihaknya telah mencari ke sejumlah daerah di Bali, namun tak belum mendapatkan hasil. “Perlu paling sedikit 30 truk. Tapi dapatnya baru dua truk. Itu menunggu dari kemarin. Saya juga sudah berusaha sampai mencari ke Jawa, tapi terkendala izin pengiriman. Harganya juga belipat-lipat dari disini,” ungkapnya.

Harga batu, sambung pria asal Desa Selisihan ini juga terjadi terjadi lonjakan dari Rp 1,8 juta menjadi Rp 3 juta per truk. Hal itu dikhawatirkan berdampak pada proyek yang kini masih pengerjaan, salah satunya Pasar Semarapura. “Karena seperti ini, ada kekhawatiran terhadap proyek,” ucapnya.

Baca juga:  Erupsi Gunung Agung, Polresta Kirim Puluhan Personel ke Bangli

Atas hal itu, pihaknya mengusulkan adanya amandemen kontrak. Ini pun segera disampaikan secara tertulis. “Kami mengusulkan ke pemkab untuk amandemen kontrak. Berapa selesai, segitu dibayar. Tapi kami juga tetap berusaha cari material,” imbuhnya.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa menyatakan pembangunan Pasar Semarapura sudah dikoordinasikan dengan pelaksana. Namun untuk langkah yang ditempuh masih dibicarakan. “Itu sudah dikoordinasikan. Memang terjadi kesulitan bahan. Ini disampaikan ke pak bupati. Bagaimana baiknya,” ungkapnya.

Baca juga:  Empat Hari Mengungsi, Satu Kritis dan Puluhan Rawat Inap di RSUD Klungkung

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana mengaku sampai saat ini belum menerima laporan dari rekanan terkait dampak kesulitan pasir ini. Namun demikian, pihaknya segera berkoordinasi. “Sampai sekarang belum ada laporan. Tapi kalau material lancar, seluruh proyek optimis bisa tuntas tepat waktu,” tegasnya.

Sekda Klungkung, I Gede Putu Winastra menegaskan keinginan pelaksana proyek untuk melakukan amandemen kontrak tak bisa dilakukan begitu saja. Namun harua melalui serangkaian proses dan perlu dikoordinasikan dengan pemprov. “Ini harus mengacu pada aturan,” tandasnya. (sosiawan/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *