Material-Petugas BPBD Karangasem saat membersihkan material di jalur Temukus. (BP/Ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem melakukan pembersihan terhadap material longsoran yang terjadi di jalur Dusun Temukus, Desa Besakih, Rendang, Karangasem, akibat diguyur hujan deras Jumat (12/11). Pembersihan material longsoran dibantu oleh warga setempat agar akses jalan bisa kembali dilalui oleh kendaraaan.

Bendesa Adat Temukus I Nengah Sindia, mengungkapkan, kalau kemarin warga telah secara bergotong royong untuk membuka akses jalan agar bisa dilewati pejalan kaki. Hanya saja, mengingat jumlah longsoran yang terjadi banyak dan besar di sejumlah titik, maka pembersihan ditunda. “Kemarin kita hanya buka akses untuk pejalan kaki saja, kendaraan belum bisa lewat,” ucapnya.

Sindia, menambahkan, atas kondisi itu membuat puluhan warga menjadi terisolasi. Warga yang hendak melakukan aktivitas keluar desa terpaksa harus jalan kaki dari Temukus sampai di perempatan Tukad belah, yang jaraknya kurang lebih sekitar 3 km. “Untuk hari ini kembali dilakukan pembersihan oleh petugas BPBD Karangasem dibantu oleh warga,” katanya.

Baca juga:  Lima Tahun Abrasi di Pabean, Pura dan Lahan Warga Tergerus

Plt Kepala BPBD Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, mengungkapkan, pihaknya bersama dengan Camat Rendang, Perbekel, Bendesa Adat Temukus sudah turun untuk melakukan penanganan longsoron. Pihaknya juga telah keliling melakukan pengecekan titik-titik terjadinya longsoran di wilayah tersebut. “Ada sekitar 16 titik terjadinya longsoran. Delapan titik longsorannya cukup besar,” ujarnya.

Siki Ngurah, menambahkan, mengingat cukup banyak titik longsoran, untuk sementara dilakukan pembersihan secara manual. Sebab, sampai saat ini belum bisa diturunkan alat berat untuk penanganan karena masih dinilai membahayakan. “Kita buka untuk akses sepeda motor dulu. Agar warga tidak sampai terisolasi. Tadi, setelah turun hujan kita langsung bergeser karena tanah masih labil rawan ada longsor susulan,” katanya.

Dia menjelaskan, rencananya Dinas PUPR Karangasem menurunkan alat berat loader untuk penanganan, hanya saja hasil pemantauan belum berani menurunkan loadernya karena masih turun curah hujan dilokasi. “Petugas PUPR juga hati-hati, karena keselamatan yang utama. Jika sudah memungkinkan, pasti akan akan menurunkan alat berat,” jelasnya.

Baca juga:  Warga Buat Jembatan Sementara di Jalan Putus

Lebih lanjut dikatakannya, untuk prnanganan menang tidak bisa dilakukan secara manual saja. Sebab, material longsoran yang terjadi cukup besar. Untuk itu, diharuskan pembersihan memakai alat berat. “PUPR memiliki loader yang besar. Bila belum menungkinkan, kita akan sewakan eskavator yang ukurannya lebih kecil untuk penanganan itu,” tandasnya.

Disinggung butuh berapa hari untuk menuntaskan penanganan itu, Siki Ngurah menjelaskan, untuk pembersihan material itu pihaknya membutuhkan waktu sekitar sepekan batu bisa dituntaskan. Itupun kalau kalau curah hujan mengalami penurunan. “Bila curah hujan tak turun, penanganan bisa lebih lama. Dan kita sudah sampaikan ke Bendesa Adat setempat untuk bersabar,” tutup Siki Ngurah.

Baca juga:  Tari Baris Kekupu dari Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah Pukau Penonton

Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Karangasem pada Kamis (11/11) kemarin mengakibatkan terjadi banyak bencana tanah longsor di jalur menuju Dusun Temukus, Desa Besakih, Rendang Karangasem longsor menimbun jalan. Kondisi itu mengakibatkan aktivitas warga setempat menjadi terganggu.

Bendesa Adat Temukus, I Nengah Sindia, mengungkapkan, tanah langsoran terjadi di sepanjang jalan dari Taman Edelweis sampai ke Pura Tunggul Besi. Longsor disebabkan akibat hujan deras. “Kejadian sekitar pukul 15.00 wita. Ada belasan longsor disepanjang jalan tersebut,” ucapnya.

Sindia, menambahkan, akibat kejadian itu membuat aktivitas warga menjadi terhambat. Sebab, jalur tidak bisa dilalui oleh kendaraan akibat badan jalan ditutup material longsoran. “Kita tadi (Kamis Red) berusaha membuka akses jalan secara manual dengan krama agar bisa dilewati pejalan kaki saja,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN