Ilustrasi: kondisi pesisir di Pantai Muara Jangkuk Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (BP/Ant)

MATARAM, BALIPOST.com – Status siaga darurat bencana alam diberlakukan Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penetapan status tersebut untuk banjir, angin puting beliung dan longsor selama bulan November 2021 sampai Maret 2022.

“Penetapan status siaga darurat bencana alam tersebut sesuai dengan prediksi BMKG terhadap potensi bencana hidrometeorologi hingga Maret tahun depan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (12/11).

Baca juga:  Presiden Panggil Menhan Prabowo ke Istana

Menurutnya, dengan ditetapkannya status siaga darurat bencana alam maka pemerintah kota telah mengambil langkah-langkah penanganan untuk mengurangi risiko bencana. Langkah penanganan yang dimaksudkan antara lain, meningkatkan kesiapsiagaan, mengaktifkan posko penanggulangan bencana, menyiapkan personel, sarana dan prasarana penanganan bencana.

Selain itu, logistik kedaruratan bencana baik ketika terjadi dan setelah terjadi seperti kebutuhan sehari-hari untuk makan minum, selimut dan kebutuhan lainnya bagi korban bencana. “Tempat evakuasi korban bencana juga perlu kita siapkan ketika terjadi kerusakan fisik terhadap rumah warga,” katanya.

Baca juga:  Sakit, Novanto Batal Pimpin Paripurna

Dikatakan, berbagai langkah penanganan bencana itu saat ini sudah disiapkan Pemerintah Kota Mataram, termasuk posko penanganan bencana di halaman Pendopo Wali Kota Mataram. “Operasional posko tersebut sudah kita koordinasikan dengan OPD terkait dan lintas sektor. Seperti, satgas dari DLH, Perkim, Satpol PP, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan bahkan satgas di Bakesbangpol,” katanya.

Lebih jauh Mahfuddin mengatakan, status siaga darurat bencana alam khusus untuk banjir, angin puting beliung dan longsor selama bulan November 2021 sampai Maret 2022, akan terus dipantau. Artinya, apabila terjadi peningkatan terhadap potensi bencana pada rentan waktu tersebut, maka akan dilakukan evaluasi untuk peningkatan status. “Tapi harapannya, kita tetap berada pada status siaga seiring dengan perkiraan BMKG pada Maret 2022, potensi bencana hidrometeorologi berangsur-angsur membaik,” katanya. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Gunung Agung Masuk Fase Kritis, 57.418 Jiwa Mengungsi

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *