TABANAN, BALIPOST.com – Kesedihan menimpa keluarga pengungsi asal banjar Dangin Sema, Desa Buana Giri, Bebandem Karangasem, Ni Komang Pinti (38). Bayi yang ia kandung selama delapan bulan meninggal dalam kandungan dan harus segera dilahirkan. Pinti saat ini sedang dalam proses induksi di BRSU Tabanan agar bayi yang dikandungnya bisa lahir secara normal.
Salah satu keluarga Pinti yang juga seorang bidan, Ni Wayan Sriningsih warga Banjar Yeh Malet Kaja Desa Belumbang Kerambitan mengaku Pinti adalah bibinya atau saudara dari pihak ibu yang ia ajak mengungsi ke rumahnya. “Saya jemput di Batubulan Sabtu (23/9) malam sebab keluarga dari Karangasem mengungsi ke sana dan berdesakan banyak orang. Bibi saya dan anak-anaknya saya bawa ke rumah,” ujarnya Selasa (26/9)
Ada total enam orang yang ia boyong salah satunya adalah Pinti yang sedang hamil tua dan dua orang anaknya. Menurut Sriningsih ia sempat menanyakan kehamilan Pinti dan dijawab sehat dan baik-baik saja. Pinti juga sempat menyebutkan bahwa ia lupa membawa vitamin dan dijanjikan Sriningsih akan dibawakan.
Namun pada Senin (26/9) pagi, sebelum berangkat kerja Sriningsih memeriksa kandungan bibinya. Ia terkejut ketika menemukan pergerakan bayi melemah dan setelah memeriksa kartu kesehatan bibinya selama hamil ada riwayat darah tinggi saat usia kandungan masuk lima bulan.
“Bibi saya tidak bilang kalau dia darah tinggi saat hamil. Setelah periksa kartu kesehatannya baru dia mengaku dan harusnya check up rutin ke puskesmas. Saya cek tensinya 140,” ujar Sriningsih.
Pagi itu juga Sriningsih membawa bibinya untuk periksa ke Poliklinik BRSU. Dari pemeriksaan USG bayi yang hanya memiliki berat 1500 gram ini ternyata sudah meninggal dalam kandungan hingga harus segera menjalani proses untuk mengeluarkan bayi. Hingga siang tadi Pitin masih dalam perawatan di BRSU Tabanan. Sementara suami Pinti sendiri masih berada di kampung untuk mengurus ternak. “Sudah diinfokan dan katanya mau ke sini,” ujar Sriningsih.
Direktur BRSU Tabanan, dr. Nyoman Susila membenarkan menerima pasien ibu hamil asal Karangasem yang mengungsi ke Kerambitan Tabanan. Mengenai kondisi ibu, tindakan yang diambil pihak BRSU adalah memberikan induksi agar bayi bisa keluar secara normal. “Kita prioritaskan keselamatan ibu. Karena ada riwayat hipertensi kita usahakan bayi keluar secara normal,” ujarya.
Tetapi tidak menutup kemungkinan akan dilakukan proses caesar jika dalam waktu yang ditentukan bayi tidak bisa keluar dengan normal. “Kita lihat prosesnya. Pentingnya sekarang keselamatan ibunya,” imbuh Susila. (wira sanjiwani/balipost)