JAKARTA, BALIPOST.com – Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mengharapkan pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tidak terbuai prestasinya yang menjadi juara di ajang All England 2017.
“PBSI bangga dan bahagia atas capaian Marcus/Kevin All England dan berharap ini juga bisa menjadi kebanggaan bangsa, namun kami mengharap mereka jangan sampai terbuai hingga lupa diri, karena All England ini adalah awalnya, ke depannya masih banyak kejuaraan yang sangat penting, teruslah berlatih untuk membanggakan Indonesia,” kata Wakil Ketua PP PBSI Lutfi Hamid di sela penyambutan Marcus/Kevin di Terminal Kedatangan Internasional, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Selasa (14/3) tengah malam.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang memenangkan gelar juara All England 2017 dalam nomor ganda putra, setelah menumbangkan pasangan China Li Junhui/Liu Yuchen dua game langsung 21-19 dan 21-14 di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris, Minggu (13/3), menjadi satu-satunya wakil Indonesia di partai puncak kejuaraan tertua di dunia pada tahun 2017 itu setelah wakil lainnya berguguran bahkan sejak di putaran pertama.
Atas hal tersebut, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiarto menilai di samping hasil menggembirakan di ganda putra, harus secara jujur diakui beberapa nomor belum sesuai harapan.
“Terutama di ganda campuran yang betul-betul di luar dugaan juara bertahan kita (Praven Jordan/Debby Susanto) gugur di putaran pertama, Owi/Butet sudah sampai delapan besar namun game kedua lepas, kemudian ganda putri yang kelihatannya belum sesuai harapan ini akan jadi bahan evaluasi tim pelatih secara menyeluruh,” kata Budiarto, dikutip dari Antara.
Namun, lanjut Budiarto, untuk nomor tunggal putri dia nilai sudah cukup baik dan patut diapresiasi di mana Dinar Dyah Ayustine berhasil menembus putaran dua. “Dan nomor tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang berhasil masuk babak utama jadi catatan tersendiri. Ini saya kira cukup baik karena sebenarnya masing-masing nomor itu ditargetkan untuk bisa tampil lebih baik untuk bekal ke depannya,” ucap Budiarto menambahkan.
Diketahui, All England 2017 sendiri merupakan gelar superseries keempat duet “penyihir raket dari Indonesia” yang dipasangkan sejak 2015 lalu ini, setelah India Terbuka 2016, Australia Terbuka 2016 dan China Terbuka 2016. (Yudi Winanto/balipost)