Sejumlah warga berada di TPA Bengkala. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Satu-satunya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Buleleng yang terletak di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan sudah overload. Pembangunan TPA baru di Gerokgak juga batal.

Rencana memanfaatkan tanah aset Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali di Gerokgak tidak disejutui pengalihan asetnya ke Buleleng. Sementara, perluasan TPA Bengkala juga terkendala anggaran di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19) ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat kondisi TPA Bengkala sekarang masuk fase overload itu karena volume sampah yang masuk terus meningkat. Kondisi ini diperparah karena dari beberapa tahun sebelumnya, sampah yang masuk umumnya belum dipilah antara sampah organik dan non organik.

Baca juga:  Reformasi Birokrasi, Ratusan Pejabat Eselon IV di Tabanan Dialihkan

Model pengolahan sampah di TPA Bengkala dengan cara control land fill. Karena peningkatan volume sampah, saat ini ketinggian tumpukan sampah mencapai 15 meter.

Menurut Kepala DLH Melandrat, hasil pengujian yang dilakukan oleh DLH, produksi sampah di Kota Singaraja itu sebesar 75 persen adalah sampah organik. Sisanya, 25 persen saja merupakan sampah non organik.

Dengan pengujian ini, kalau saja sampah dipilah di sumbernya, hanya sampah organik saja yang dibuang ke TPA, DLH dapat mengatasi persoalan over kapasitas volume sampah di TPA Bengkala. Gerakan yang sekarang dilakukan adalah membangun kesadaran semua komponen masyarakat agar sadar dan memilah sampah di sumbernya.

Baca juga:  XL Pastikan Jaringan Aman Pascapeningkatan Aktivitas Gunung Agung

“Kami terus menggenjot kesadaran masyarkat bahwa plastik ini bernilai ekonomis dan kami fasilitasi penyalurannya ke pabrik pencacah plastik yang sudah dibuka di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula atau dibeli langsung oleh pengusaha rongsokan,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN