Calon penumpang antre di bagian lapor diri dari Maskapai Penerbangan Virgin Atlantic dan Delta Air yang akan menuju ke Amerika Serikat di Terminal 3, Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris, Senin (8/11/2021). Amerika Serikat mengizinkan masuk warga negara asing dari 26 negara yang sudah divaksinasi COVID-19 secara penuh via jalur udara maupun darat mulai 8 November 2021. (BP/Ant)

WASHINGTON, BALIPOST.com – Kebijakan Penguncian atau menutup ekonomi untuk mengekang penyebaran COVID-19, tidak akan akan dilakukan oleh Amerika Serikat. Negara adidaya tersebut akan bergantung pada cara lain. Hal itu disampaikan oleh koordinator tanggapan COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients pada Senin (22/11).

“Kami tidak menuju ke arah penguncian. Kami memiliki cara-cara lain untuk mempercepat jalan keluar dari pandemi ini; vaksinasi yang tersedia secara luas, suntikan vaksin penguat, suntikan vaksin anak, pengobatan,” kata Zients kepada wartawan pada kegiatan pengarahan Gedung Putih, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (23/11).

Baca juga:  Soal Pergantian Mahyudin, Ketua MPR Hormati Keputusan Golkar

“Kami dapat mengekang penyebaran virus dengan cara apa pun tanpa harus mematikan ekonomi kami,” ujarnya.

Badan-badan regulator AS pada Jumat (19/11) memperluas kelayakan penggunaan suntikan vaksin penguat (booster) untuk kekebalan terhadap COVID-19 bagi semua orang dewasa, dan 3 juta warga AS telah mendapatkannya. “Bahkan, tepat pada Jumat, Sabtu dan Minggu, kami telah memberikan 3 juta suntikan vaksin booster kepada warga. Satu juta suntikan booster per hari,” tutur Zients.

“Jangan ditunda, dapatkan suntikan booster Anda sehingga Anda dapat meningkatkan perlindungan terhadap COVID saat kita memasuki musim dingin,” lanjutnya.

Baca juga:  Hari Ini, Dua Kabupaten Nihil Tambahan Kasus COVID-19

Secara terpisah, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan para pejabat urusan kesehatan AS saat ini tidak merekomendasikan penguncian atau pembatasan kegiatan ekonomi untuk mengekang peningkatan kasus COVID-19.

Eropa sekali lagi menjadi pusat pandemi global COVID-19 dengan Austria memberlakukan kembali penguncian penuh, kerusuhan pecah di kota-kota di seluruh Belanda karena penguncian sebagian wilayahnya, dan banyak negara lain di Eropa memberlakukan pembatasan.

Rata-rata jumlah kasus COVID-19 dalam tujuh hari terakhir di Amerika Serikat naik 18 persen dari rata-rata jumlah kasus pada pekan lalu menjadi 92.800 per hari, kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Rochelle Walensky.

Baca juga:  Suspek Badai Tropis Berpotensi Menguat Dalam 72 Jam

Menurut Walensky, jumah rata-rata pasien rawat inap di AS naik 6 persen menjadi 5.600 per hari dan rata-rata kematian harian sekitar 1.000 orang per hari.

Selain itu, dia menyebutkan bahwa sekitar 47 juta warga dewasa AS yang memenuhi syarat dan lebih dari 12 juta remaja AS masih belum sepenuhnya di vaksin. Hingga Minggu (21/11), kasus COVID-19 telah menewaskan 776.188 orang di Amerika Serikat. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *