Magma
Gunung Agung. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Aktivitas kegempaan vulkanik dalam maupun vulkanik dangkal yang terjadi jumlahnya cenderung mengalami penurunan dari sebelumnya. Bahkan pada Rabu (27/9) Pukul 13.00 Wita, gempa 4,3 Skala Ritcher (SR) merupakan gempa terbesar semenjak level Gunung Agung dinaikkan dari siaga ke awas. Kondisi ini artinya potensi untuk terjadinya erupsi semakin besar dan tinggal menunggu waktu.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG/BG ESDM I Gede Suartika, Kamis (27/9) mengungkapkan, aktivitas gempa-gempa vulkanik dalam maupun vulkanik dangkal yang terjadi memang cenderung mengalami penurunan dari jumlah sebelumnya. Hanya saja, meski gempa berkurang namun energi gempa yang dihasilkan semakin besar.

“Kekuatan gempa yang terjadi naiknya memang tidak terlalu tajam dan masih merangkak. Ini menandakan Gunung Agung saat ini masih kritis. Dan ini artinya potensi untuk terjadinya erupsi semakin besar dan tinggal menunggu waktu saja. Karena pergerakan magma kini berada di kedalaman 1-2 kilometer di bawah permukaan. Gempa yang tejadi akibat dorongan magma yang ingin menerobos ke atas,” ungkapnya.

Baca juga:  PPKM Bali Kembali Diperpanjang

Suartika menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan  dari satelit, saat ini Gunung Agung mulai mengalami perubahan yakni terjadinya pembengkakan di perut gunung.  Kata dia, dengan adanya pembengkakan ini  menandakan kalau Gunung Agung masih tetap aktif. “Aktivitas itu kita lihat dari gempa-gempa yang terjadi selama ini,” katanya.

Disinggung tentang gejala-gejala yang ditunjukkan apakah ada indikasi terjadinya letusan di lerang gunung, Suartika menegaskan kalau berkaca pada peristiwa tahun 1963 lalu, kemungkinanan besar letusannya tetap akan terjadi di puncak. “Itu baru sebatas prediksi saja. Kalau pastinya kita belum tahu,” terangnya.

Baca juga:  Potensi Ekonominya Besar, Usadha Bali Perlu "Rebranding" Lebih Menggoda

Lebih lanjut dikatakannya, mengingat kekuatan gempa yang terjadi semakin besar, pihaknya telah melayangkan surat peringatan perubahan warna kepada otoritas penerbangan Bandara Ngurah Rai dari warna kuning ke orange dari PVMBG akibat kondisi Gunung Agung semakin kritis dan siap-siap akan erupsi. Hal itu sebagai peringatan untuk penerbangan. Karena dengan begitu pihak bandara bisa melakukan antisipasi lebih awal kalau Gunung Agung benar erupsi.

“Surat peringatan kuning ke orange kita sudah layangkan pukul 18.44 Wita. Sementara surat peringatan kuning kita keluarkan pada tanggal 18 pukul 21.15 Wita,” tegasnya.

Baca juga:  Tekuk PS Badung, Perseden ke Final Liga 3 Bali

Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani juga menegaskan, kalau potensi Gunung Agung untuk erupsi cukup besar. Itu bisa dilihat dari magma yang saat ini sudah berada sekitar 1 – 1,5 kilometer dari permukaan kawah.

Hanya saja kapan akan meletus pihaknya belum bisa memastikan. Karena tren untuk turun dari level awas masih belum ada.

Mengingat desakan energi magma untuk bisa menerobos ke atas terus terjadi. “Ahli manapun belum tahu kapan akan erupsi satu jam atau besok kita belum tahu. Tinggal menunggu waktu saja,” tegas Kasbani sembari menyatakan sudah ada asap putih di puncak dengan ketinggian sekitar 500 meter yang terlihat terus terjadi. (eka parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *