AMLAPURA, BALIPOST.com – Kendati status Gunung Agung sudah naik ke level awas, akan tetapi tidak menyurutkan niat suci dua pemangku lingsir di Desa Besakih yakni Jro Mangku Sueca dan Jro Mangku Pinda tetap ngaturang ngayah di Pura Besakih. Untuk Mangku Sueca ngayah di Pura Penataran Agung sementara Mangku Pinda ngayah di Pura Basukian.
Jro Mangku Sueca saat diwawancarai di Pura Penataran Agung, Besakih, Rendang, Karangasem, Kamis (28/9) mengungkapkan, semenjak level Gunung Agung naik dari siaga ke awas dirinya tetap ngaturang ngayah di Pura Penataran Agung. Sementara keluarganya telah mengungsi ke Denpasar. “Saya setiap hari ngaturang ngayah di Pura Penataran Agung. Bahkan saya makemit di sini. Saya tidak ikut mengungsi. Kalau keluarga memang semuanya sudah mengungsi meninggalkan Besakih,” kata Mangku Sueca.
Dia mengungkapkan, dirinya memang tidak sendirian ngaturang ngayah di Pura Penataran Agung. Ada beberapa pemangku di Penataran Agung juga ikut ngaturang ngayah di sini. “Jumlah pemangku yang ngayah sekarang ini ada sekitar 6 orang. Kalau semuanya pemangku ada sekitar 25 pemangku. Tapi pemangku yang lainnya sudah pada mengungsi,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, secara kasat mata dirinya melihat memang belum ada tanda-tanda perubahan untuk terjadinya letusan. Bahkan beberapa hari lalu ada warga yang mengecek langsung kondisi gunung sampai ke kawah.
Menurutnya, berdasarkan informasi warga yang naik ke puncak, katanya tidak ada apa-apa di dalam kawah. “Katanya diatas belum ada perubahan apa-apa. Di kawah juga tidak ada apa -apa. Di atas juga tidak terasa panas,” ucap Mangku Sueca meneruskan ucapan warga itu.
Meski begitu, kata Mangku Sueca pihaknya tetap meminta kepada warga Besakih dan sekitarnya tetap waspada sesuai dengan himbauan yang telah diterima dari pemerintah. “Meski begitu saya tetap minta masyarakat tetap mengikuti arahan pemerintah. Jangan sampai menyalahi aturan. Semoga saja Gunung Agung tidak terjadi meletus,” pesan Mangku Sueca.
Sementara itu, Pemangku Pura Basukian Jro Mangku Pinda juga mengakui kalau dirinya setiap hari ngaturang ngayah di Basukian. Hanya saja, dirinya tidak sampai makemit di Basukian.
Sebab, kalau sudah sore dirinya kembali ke tempat pengungsian. “Saya setiap pagi ngayah di sini. Tapi kalau sore saya balik ke pengungsian karena istri anak dan menantu sudah mengungsi. Besok pagi saya kembali ngayah,” ucap Jro Mangku Pinda. (Eka parananda/balipost)