Galian
Dianggap tidak layak huni, tenda darurat di lahan bekas galian C dibongkar, pengungsi dipindahkan ke rumah warga. (BP/bit)
TABANAN, BALIPOST.com – Setelah lima hari mengaku tinggal di bawah tenda darurat dengan dalih mengawasi dan menunggu puluhan sapi miliknya dan kerabatnya, sebanyak 20 pengungsi atau 8 kepala keluarga asal banjar Teges, desa Pempatan, kecamatan Rendang Karangasem, akhirnya dipindahkan dari lahan bekas galian C, banjar Bongan Jawa Kauh, kecamatan Tabanan, ke tempat yang lebih layak.

Mereka ditempatkan disejumlah rumah penduduk terdekat yang sedia menampung. Bahkan lokasi tersebut tidak jauh dari lahan sapi yang ditempatinya sekarang. Dan, tenda darurat yang terbuat dari terpal itupun akhirnya dibongkar oleh sejumlah petugas dari aparat desa.

Baca juga:  Bali United dan PSM Bakal Saling Serang

Camat Tabanan, I Putu Arya Suta didampingi Sekretaris forum perbekel kabupaten Tabanan, I Gede Komang Restan Wisnawa menyampaikan upaya pembongkaran dan pemindahan warga pengungsi mandiri ini dilakukan untuk lebih memudahkan pemantauan dan pengawasan, serta mempermudah pendistribusian bantuan logistik yang dibutuhkan.

Mantan camat Pupuan ini juga mengaku kaget karena alasan yang mereka sampaikan berbeda. Pasalnya saat proses pendataan awal, pengungsi mandiri ini mengaku hanya mengawasi ternak sapinya, dan malam harinya tinggal di rumah kerabatnya. Namun kenyataannya mereka justru ada yang tetap tinggal di tenda darurat.

Baca juga:  Baru Wacana! Diversifikasi Sumber Ekonomi Bali

“Tempat itu tidak layak, apalagi kami di kecamatan Tabanan sudah membuka posko dan banyak warga yang menawarkan rumah kosongnya untuk bisa dihuni oleh mereka,”jelasnya, Jumat (29/9).

Sementara untuk 46 ekor sapi milik pengungsi di lahan tersebut akan diawasi dengan sistem piket. “Jadi mereka boleh menjaga sapinya tapi tidak sampai tidur disana, apalagi dari pihak aparat desa yakni pecalang rutin sudah melakukan patroli pengawasan,” jelasnya.

Sementara untuk data pengungsian di kecamatan Tabanan tercatat hingga Jumat kemarin totalnya 726 orang tersebar di 12 desa. Dari jumlah tersebut tercatat, bayi 31 orang, balita 58 orang, lansia 85 orang, ibu hamil 1 orang, dewasa 351 orang dan anak anak 200 orang.

Baca juga:  Masuki Musim Kemarau, Ratusan KK di Seraya Timur Mulai Krisis Air Bersih

Para pengungsi mandiri di kecamatan tersebar di sejumlah desa yakni Desa Gubug 53 orang, Desa Dauh Peken 153 orang, Desa Dajan Peken 94 orang, Desa Delod Peken 114 orang, Desa Bongan  156 orang, Desa Sudimara 26 orang, Desa sesandan 15 orang, Desa Buahan  17 orang, Desa Subamia 16 orang, Desa Denbantas  67 orang, Desa  wanasari 9 orang dan Desa Tunjuk 6 orang. (pusawati/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *