BANGLI, BALIPOST.com – Jumlah pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Bangli terus bertambah. Berdasarkan data terakhir di Pos Komando Keadaan Darurat Bencana Peningkatan Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Bangli per Jumat (29/9), jumlah pengungsi asal Karangasem mencapai 11.719 jiwa.
Untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi, Pos Komando di Bangli memerlukan sedikitnya 2,7 ton beras setiap harinya. Saat ini kebutuhan pokok logistik yang sangat dibutuhkan para pengungsi yakni lauk pauk dan air minum.
Belasan ribu pengungsi yang kini berada di Bangli tersebut tersebar di empat kecamatan. Di Kecamatan Susut, pengungsi tersebar di 9 titik. Sementara di Kecamatan Kintamani 22 titik, di Kecamatan Tembuku 6 titik dan di Kecamatan Bangli 17 titik.
Dari keseluruhan pengungsi yang terdata, 1.256 diantaranya masih berusia sekolah, 387 tergolong usia lansia, 319 ibu hamil, 318 balita dan 12 jiwa lainnya cacat. Selain mengungsi di rumah-rumah penduduk, sebagian dari pengungsi tersebut mengungsi dengan menempati wantilan pura/balai desa.
Kasubag Humas dan Publikasi Pos Komando Keadaan Darurat Bencana Peningkatan Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Bangli Cok Bagus Gaya Dirga seiizin Komandan Posko Letkol Inf. Susanto Lastua Manurung mengatakan, secara umum kondisi pengungsi terpantau cukup baik dan kondusif. Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pengungsi setiap harinya, Pos Komando membutuhkan kurang lebih 2,7 ton beras.
Sementara per Jumat, stok beras yang masih ada di gudang logistik kurang lebih 8,3 ton. “Dengan kebutuhan beras setiap harinya 2,7 ton, itu artinya stok beras yang ada saat ini masih aman hingga tiga hari ke depan,” jelasnya.
Sementara itu untuk kebutuhan logistik lainnya diakuinya masih kurang. Cok Gaya Dirga mengatakan untuk saat ini kebutuhan logistik yang sangat dibutuhkan pengungsi yakni minyak goreng, mie instan, dan air mineral.
Stok minyak goreng, mie instan, dan air mineral di gudang logistik kini sudah menipis. Dia mengatakan, untuk memenuhi kekurangan-kekurangan itu pihaknya sangat berharap adanya uluran tangan dari berbagai pihak. “Mengenai mekanisme pendistribusiannya selama ini kami lakukan melalui posko induk. Dimana OPD sebagai pendamping membantu mendistribusikan ke desa-desa yang menjadi wilayah pendamping nya dan di laporkan kepada camat,” katanya.
Sementara itu berdasarkan pantauan di gudang logistik, yang juga dibutuhkan adalah logistik untuk anak balita. “Yang juga sangat dibutuhkan sekarang adalah makanan bayi serta susu formula untuk anak usia 0-5 tahun,” kata Made Wista, selaku petugas bagian logistik. (Dayu Swasrina/balipost)