AMLAPURA, BALIPOST.com – Adanya sejumlah warga yang masih nekat naik ke puncak Gunung Agung saat masih berstatus awas disikapi Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani. Dirinya meminta tidak ada lagi warga yang naik ke puncak gunung tertinggi di Bali itu dengan alasan keselamatan.
Saat diwawancarai di pos pemantauan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Minggu (1/10) mengungkapkan, berdasarkan informasi yang didapat memang ada sejumlah warga yang naik ke puncak Gunung Agung untuk memastikan kondisi diatas seperti apa. Atas kondisi itu, pihaknya meminta agar tidak ada lagi masyarakat yang naik ke Gunung Agung. Karena apa yang dilakukan itu sangat berbahaya dan menyangkut keselamatan. Apalagi kondisi gunung sampai sekarang ini masih kritis dan masih level awas.
“Apa yang dilakukan itu sangat berbahaya. Ini menyangkut keselamatan. Apalagi dengan kondisi sekarang ini Gunung Agung bisa erupsi setiap saat. Jadi kita himbau tidak ada lagi warga yang naik ke puncak Gunung Agung,” pinta Kasbani.
Menurut Kasbani, dengan kondisi saat ini dengan mulai keluarnya asap atau solfatara dari dasar kawah sejak beberapa hari belakangan ini mengindikasi selain adanya hembusan uap air, dalam asap itu juga terdapat gas-gas beracun yang berasal dari dalam kawah yang sangat berbahaya bagi kehidupan ketika dihirup dan masuk ke tubuh. Apalagi kalau naik di malam hari dengan kondisi mendung dan hujan gas-gas yang dihasilkan pasti akan mengendap di bawah.
“Meskipun belum erupsi tapi tetap berbahaya. Karena asap yang dikeluarkan melalui rekahan-rekahan sangat membahayakan. Karena selain mengeluarkan uap air daei dalam kawah juga mengembuskan gas berbaya ke permukaan. Ini yang harus di pahami dan diperhatikan,” tegas Kasbani.
Dia menegaskan, intensitas kegempaan yang terjadi masih cukup tinggi. Meskipun gempa terasa semakin berkurang, akan tetapi gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal dan tektonik lokal masih cukup banyak. Bahkan per Sabtu (30/9) kegempaan mencapai 813 gempa dengan rincian gempa vulkanik dalam 542, vulkanik dangkal 252 dan tektonik lokal 19. Sementara per jam enam terakhir Pukul 00.06 Wita sudah terjadi 180 gempa vulkanik dalam, 100 vulkanik lokal dan 7 tektonik loka. “Jadi gempa yang terjadi masih tinggi. Belum ada indikasi mengarah ke penurunan status. Level masih tetap awas,” tegas Kasbani. (eka prananda/balipost)