SINGARAJA, BALIPOST.com – Layanan antarjemput siswa pengungsi Gunung Agung sejauh ini maish mengalami kendala. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng kekurangan kendaraan untuk mengangkut siswa dari jenjang SD dan SMP ke beberapa sekolah tujuan di Kecamatan Tejakula.
Tambahan armada angkutan ini diperlukan agar bisa tiba di sekolah tepat waktu. Sementara tiga unit kendaraan yang dioperasionalkan sekarang tidak saja melayani antar jemput siswa, tetapi juga difungsikan untuk mendistribusikan logistik ke posko pengungsi ke desa lain.
Kepala Pelaksana BPBD Made Subur diampingi Kabid Kedaruratan Ketut Sensus, Minggu (1/10) mengatakan layanan antar jemput siswa dari posko pengungsi ke sekolah masih terganjal minimnya kendaraan yang dioperasikan. Sejak satu pekan yang lalu, pihaknya telah melayani antar jempur siswa jenjang SD dan SMP menggunakan satu bantuan mobil pikc-up dari PT. Angkasa Pura, mobil Rescue BPBD Buleleng, dan truk milik Badan SAR Nasional (Basarnas).
Tiga kendaraan itu diakuinya masih kurang karena siswa yang harus diantar jemput 298 anak. Ratusan anak ini tidak saja sekolah pagi hari, namun sebagian dari mereka ada yang sekolah siang hari.
Selain banyaknya anak yang harus diantar jemput, penyebab BPBD kurang optimal melayani anak sekolah itu karena mobil yang dioperasikan juga setiap hari mengangkut logistik bagi pengungsi ke posko, baik yang terorganisir dan mandiri di fasilitas umum (fasum) milik desa dan di rumah penduduk. “Kalau jarak dari posko pengungsi antara dua sampai tiga kilo, tapi karena banyak anak-anak dan itu ada yang sekolah siang hari, sehingga armada yang kita operasikan sejak satu minggu lalu belum cukup,” katanya. (Mudiarta/balipost)