Petugas di lab PCR RSUD Tabanan tengah melakukan tugasnya. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Sempat melonjak di akhir tahun 2020 dan pertengahan tahun 2021, para petugas di lab PCR RSUD Tabanan sudah mulai sedikit bisa bernafas lega. Hal ini lantaran specimen atau sampel COVID-19 yang dilakukan pengujian di laboratorium jumlahnya mulai menurun.

Jika saat lonjakan kasus sebelumnya rata-rata dalam sehari dilakukan pengujian 200 sampai 300 sampel, kini hanya 5 sampai 10 sampel.

Penanggung Jawab Lab PCR dan Mikrobiologi BRSU Tabanan, dr I Wayan Duta Krisna, mengatakan, penurunan uji specimen atau sampel COVID-19 sudah mulai terjadi di bulan Oktober 2021, yang dibarengi dengan menurunnya angka kasus baru COVID-19. “Oktober akhir sudah mulai turun drastis, rata-rata 10 sampai 15 per hari, dari pasien saja rata-rata 5 perhari, selebihnya pengujian mereka yang hendak melakukan perjalanan keluar daerah, karena hasil tes ini jadi syarat melakukan perjalanan,” terangnya, Senin (13/12).

Baca juga:  Dari Dokter Wayan Pulang ke Sukawati hingga Fakta Baru Pelecehan Mahasiswi oleh Dosen

Dengan mulai berkurangnya pengujian specimen, sejumlah petugas yang bertugas di laboratorium PCR untuk sementara dirolling ke unit lain, misalnya saja 3 orang petugas analis yang saat ini ditugaskan di bank darah. “Sekarang ada 3 analis dan 2 petugas admin, jika sewaktu waktu dibutuhkan, tenaga yang diperbantukan setiap saat bisa kembali ditarik ke PCR,” jelasnya.

Termasuk juga saat kemungkinan kembali terjadi lonjakan kasus, lanjut kata dokter Krisna, meski dengan hanya satu mesin PCR yang ada saat ini, para petugas di lab PCR di RSUD Tabanan siap melakukan pengujian sampai dengan ratusan sampel. “Kami sudah biasa kerja dengan 300 an sampel perhari dengan 1 mesin, yang disiasati dengan penambahan sift kerja saja. Jadi dalam 1 hari bisa running sampai tiga kali dengan 1 mesin yang ada saat ini. Tapi pastinya kita berharap tidak aka nada lagi lonjakan kasus jika masyarakat sudah mulai disiplin utamanya dalam penerapan protokol kesehatan,” ucapnya.

Baca juga:  Dua Kasus Varian Omicron Ditemukan di China

Terpisah, dari data evaluasi yang dilakukan Satgas Penanganan COVID-19 kabupaten Tabanan terkait pelaksanaan PPKM. Dari 133 desa yang ada di kabupaten Tabanan, hanya tinggal 1 desa yang masih status desa zona kuning yakni Desa Sudimara. Meski sudah hampir seluruh desa yang ada telah menjadi zona hijau, Sekretaris Satgas COVID-19 Tabanan, I Gede Susila tetap menekankan disiplin kepatuhan protokol kesehatan.

Khususnya, menjelang Natal dan pergantian tahun, ia menekankan agar menjadi perhatian bersama semua pihak untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus. “Kita tentu tidak mau desa yang hampir semuanya zona hijau ini lagi turun ke zona kuning, jadi memang perlu dukungan semua pihak untuk bisa terus menjaga Tabanan di tengah maraknya varian baru COVID-19, intinya tetap terapkan 3M jika perlu 5M,” sarannya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Defisit Air di Bali, Solusi Jangan Sebatas Seremonial
BAGIKAN