Budi Gunadi Sadikin. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Selain mengonfirmasi masuknya Omicron di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (16/12), juga menyebutkan adanya kasus probable Omicron. Dalam keterangan virtual yang dipantau di kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Budi mengatakan Kemenkes telah mendeteksi lima kasus probable Omicron.

Mereka merupakan pelaku perjalanan internasional dari warga negara Indonesia serta asing. “Jadi belum pasti Omicron, tapi karena kita melakukan tes PCR dengan spesifikasi khusus, istilahnya S-gene target failure (SGTF), kita mendeteksi lima kasus yang probable Omicron,” kata Menkes.

Lima orang suspek itu, katanya merinci, merupakan dua WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya sedang menjalani isolasi di Wisma Atlet.

Baca juga:  Jadi Pembawa Baki Penurunan Bendera HUT ke-79 RI di IKN, Begini Perasaan Tri Setia

​​​​Tiga kasus probable lainnya WNA asal China yang berkunjung ke Manado dan sekarang dikarantina di Manado.

“Lima orang ini masih sifatnya probable karena baru dites PCR dengan marker khusus dan sampel PCR yang positif dari lima kasus probable ini sudah dikirim ke Balitbangkes dan sedang bergulir tes genome sequencing-nya,” katanya.

Ia pun meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan patuh terhadap protokol kesehatan. “Masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Yang terpenting menjaga kewaspadaan dengan patuh pada protokol kesehatan. Terutama memakai masker dan menjaga jarak. Jangan berkerumun di tempat ramai,” kata Budi.

Baca juga:  Dua Fenomena Ini Terjadi, Pesisir Pantai di Bali Berpotensi Banjir Rob

Ia juga meminta untuk menghindari aktivitas perjalanan ke luar negeri yang tidak penting sebab kasus Omicron di sejumlah negara sedang meningkat sangat cepat. “Di Inggris yang semula cuma sepuluh per hari, naik 100-an per hari, sekarang sudah 70 ribu per hari. Lebih tinggi dari puncak kasus di Indonesia pada Juli yang 50 ribu kasus per hari,” katanya.

Ia mengatakan meski kasus Omicron di sejumlah negara yang terjangkit meningkat cepat, tapi perawatan pasien di rumah sakit masih relatif rendah. “Kalau Delta biasanya 20 persen, ini (Omicron) lebih rendah. Tapi kita harus tetap waspada, karena 20 persen dari 100 ribu orang, itu sama dengan 2 persen yang jauh lebih rendah dari 1 juta orang,” katanya.

Baca juga:  Dinilai Sangat Unik, Penelitian Dampak Nyepi Raih EU Star Award

Budi mengatakan Omicron berpotensi memberikan tekanan di fasilitas pelayanan rumah sakit karena karakteristiknya yang cenderung cepat menular. Ia pun mengajak partisipasi masyarakat dalam upaya survailens bila memiliki riwayat kontak erat maupun perjalanan dari daerah terjangkit Omicron.

“Kita juga harus percepat vaksinasi terutama pada lansia yang ke luar negeri. Pemerintah akan siapkan infrastrukturnya, rumah sakit, obat-obatan Molnuvirapir akan datang di akhir tahun ini,” jelas Budi. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN