Gunung Agung. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Agung tidak tepat jika disebut sebagai bencana. Sebab, selama 1.300 tahun gunung terbesar di Bali ini aktif, keberadaannya membawa berkah dan keberlimpahan bagi Pulau Bali.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, sejak dulu, Gunung Agung merupakan pemberi berkah bagi kehidupan umat di Bali. Contohnya pada erupsi 1963, meskipun ada banyak korban jiwa, setelah peristiwa itu Bali memiliki tanah yang sangat subur dan pasir melimpah. “Saya tidak berani menyebut sebagai bencana terkait peningkatan aktivitas Gunung Agung, karena itu adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita mengikuti sejarah sejak 1.300 tahun, setiap Gunung Agung meletus itu adalah berkah,” katanya, Minggu (1/10).

Baca juga:  Hari Ini, Pujawali di Pura Prapat Agung

Sejak 1.300 tahun, katanya, Pura Besakih tetap utuh meskipun Gunung Agung sudah beberapa kali erupsi. Oleh karena itu, pihaknya yakin bahwa Pura Besakih akan tetap aman, apa pun yang terjadi dengan Gunung Agung.

Ia mengajak masyarakat agar jangan menganggap bahwa peningkatan aktivitas Gunung Agung itu sebagai bencana, tapi justru sebaliknya adalah berkah. “Saya mengajak para pegiat pariwisata untuk mengkampanyekan bahwa aktivitas Gunung Agung itu justru menarik sebagai atraksi jika memang erupsi. Sampaikan kepada turis di seluruh dunia bahwa Gunung Agung bisa menjadi sangat indah, so beautiful. Jika pun memang erupsi, toh penerbangan tetap aman. Pemberitaan yang menyudutkan Bali soal Gunung Agung harus cepat-cepat dicounter dengan diplomasi terbalik, bahwa Gunung Agung tetap indah dan menarik sehingga turis tetap mau datang,” ajaknya.

Baca juga:  Sudah Segini, Jumlah Warga Tervaksinasi COVID-19 di Bali

Hal senada juga diungkap Ketua PHRI Bali, Dr. Ir. Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace). Ia mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini harus selalu dimaknai dengan hal positif dan menjadikan Gunung Agung sebagai atraksi pariwisata. Cok Ace juga mengajak umat Hindu di Bali agar merenungi apa yang terjadi di Bali saat ini.

Sebab, kata dia, kondisi alam ini merupakan suatu peringatan bahwa masyarakat Bali harus tetap menjaga Ibu Pertiwi dan berhenti “memperkosa” karena nafsu serakah. “Soal aktivitas Gunung Agung, serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita tidak bisa melawan kehendak alam. Apa pun yang akan terjadi itu adalah kehendak alam. Kita harus terima dengan lapang dada,” tegas Cok Ace.

Baca juga:  Berdayakan BBI Sidembunut, Dinas PKP Bangli Rencanakan Pengadaan Induk Ikan

Sementara itu, Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr. Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., menyarankan agar ada video singkat testimoni tentang Gunung Agung dari para sesepuh dan tetua yang menyaksikan langsung peristiwa itu. Video itu kemudian dishare secara luas di media sosial.

Menurut Agung Suryawan, ini penting untuk meng-counter pemberitaan yang sangat berlebihan tentang Gunung Agung yang merugikan pariwisata Bali. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *