MANGUPURA, BALIPOST.com – Program vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Badung hingga menjelang tutup tahun 2021 belum dapat dituntaskan. Catatan Satgas Covid-19 Kabupaten Badung, capaian kategori sasaran tervaksinasi pertama anak usia 6-11 tahun hingga Senin (27/12), baru mencapai 38.825 orang atau 85,9 persen dari target yang ditentukan 45.183 sasaran.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menarget vaksinasi dosis pertama pada Selasa (28/12). Namun, Pemkab Badung sendiri menargetkan vaksinasi anak 6-11 tahun tahap pertama akan tuntas pada pertengahan bulan Januari 2022.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Badung, I Gusti Ngurah Gede Jaya Saputra, saat dikonfirmasi Selasa (28/12), tak menampik jika vaksinasi anak usia 6-11 tahun baru mencapai 85,9 persen dari 45.183 sasaran. Sebab, dalam menjalankan vaksinasi anak terdapat sedikit kendala. Seperti untuk warga negara asing (WNA) yang juga sebagai siswa tidak dapat didaftarkan pada sistem vaksinasi. “Sampai akhir tahun kurang 5-10 persen (anak usia 6-11 tahun -red) yang belum tervaksinasi, karena sakit, WNA dan lainnya,” ungkapnya.
Menurutnya, pihaknya akan terus menggenjot hingga akhir Desember 2021, sehingga untuk vaksinasi dosis kedua akan di mulai pada pertengahan Januari 2022. Sementara untuk siswa WNA akan diikutkan dalam vaksinasi gotong royong. “Sebetulnya untuk lokasi vaksinasi sudah sangat dekat dengan tempat aktivitas anak. Seperti sekolah, namun di Faskes masih disiapkan bagi mereka yang tercecer, jadi upaya jemput bola belum akan dilakukan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Nyoman Gunarta sebelumnya mengatakan, dilihat dari jadwal yang dirancang di pertengahan bulan Januari tahap vaksinasi 1 sudah selesai, maka dari itu asumsi di bulan Februari pelaksanakan vaksinasi tahap dua dapat diselesaikan.
“Kepada anak yang belum mendapatkan vaksinasi, akan terus dilakukan sampai mendapatkan vaksinasi di bulan April,” jelasnya seraya menghimbau kepada anak-anak yang mendapatkan vaksinasi agar didampingi oleh para orangtuanya sendiri, dikarenakan jika ada orang tuanya, maka tingkat stres anak bisa berkurang.
“Jika anak belum siap untuk divaksinasi jangan dipaksakan, disamping kita mencari momen anak membaik, jika mereka melihat anak sebayanya tidak ada masalah, maka anak itu akan termotivasi untuk divaksinasi,” imbuhnya. (Parwata/Balipost)